BerandaKabar WashliyahKapolri Dianggap Berlebihan Nilai Aksi Bela Islam III Bermuatan Makar

Kapolri Dianggap Berlebihan Nilai Aksi Bela Islam III Bermuatan Makar

JAKARTA – Pernyataan Jenderal (Pol) Tito Karnavian yang menyebutkan Aksi Bela Islam Jilid III pada 2 Desember nanti ada niatan makar dianggap berlebihan. Pernyataan itu pun dinilai aneh karena menjadi pertanyaan apakah Polri berwenang menentukan suatu aksi itu bermuatan makar. Demikian dikatakan Bendahara Pengurus Besar Al Washliyah Gio Hamdani di Jakarta.

“Terkait pernyataan Kapolri Tito Karnavian dalam menyikapi demo 2/12, dengan menuding demo tesebut bermuatan makar sangat berlebihan, dan yang menyampaikan pernyataan itu juga rada aneh. Pertanyaannya apakah Tito itu punya wewenang dalam menilai aksi itu makar atau tidak,’ katanya di Jakarta.

Menurutnya Kapolri tidak memiliki kapasitas menilai suatu unjukrasa itu makar, apa lagi aksi tersebut belum dilakukan. Bila ada yang demonstrasi maka Polisi bertugas mengamankan jalannya aksi sesuai diatur undang-undang. “Tito itu Menkopolhukam atau Kepala BIN? Saya melihat Kapolri tidak punya kapasitas untuk menilai sebuah perbuatan yang belum pasti atau belum dilakukan sama skali,” terangnya.

Gio Hamdani mengungkapkan jika memang unjukrasa 2/12 itu mengarah kepada makar seharusnya tidak disampaikan oleh Kapolri. “Namun sebagai laporan intelijen yang seyogyanya disampaikan Kepala BIN atau Menko Polhukam,” jelas aktifis muda Islam ini.

Terkait pernyataan Kapolri Tito Karnavian tentang rencana aksi 2 Desember yang dinilai bermuatan makar setidaknya ada dua hal yang menjadi polemik di masyarakat. “Pertama benarkah demo 2/12 memiliki dimensi makar? Kedua, apakah Kapolri punya kapasitas menyampaikan itu sesuai dengan jabatannya,” ungkap Gio Hamdani.

Alumni Al Azhar Kairo, Mesir itu melihat sikap Kapolri karena paranoid setelah menyaksikan Aksi Bela Islam pada 4/11 lalu. Ditambah lagi pernyataan dua pejabat negara yaitu Menko Polhukam dan Menhan yang berbeda pendapatnya terkait aksi umat Islam pada 2/12. “Saya menilai ada protokoler yang salah akibat paranoid melihat demo jilid II pada 4/11 yang lalu. Selain itu, pernyataan Menhan dengan Menko Polhukam juga tidak sinkron, terkesan pemerintahan Jokowi sdh tidak kompak menyikapi demo 2/12 nanti,” tegas aktivis Islam tersebut.

(mrl)

About Author

RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Most Popular

Recent Comments

KakekHijrah「✔ ᵛᵉʳᶦᶠᶦᵉᵈ 」 pada Nonton Film Porno Tertolak Sholat dan Do’anya Selama 40 Hari
KakekHijrah「✔ ᵛᵉʳᶦᶠᶦᵉᵈ 」 pada Nonton Film Porno Tertolak Sholat dan Do’anya Selama 40 Hari
KakekHijrah「✔ ᵛᵉʳᶦᶠᶦᵉᵈ 」 pada Nonton Film Porno Tertolak Sholat dan Do’anya Selama 40 Hari
M. Najib Wafirur Rizqi pada Kemenag Terbitkan Al-Quran Braille