JAKARTA – Dalam rangka menenangkan suasana usai Aksi Damai Bela Islam pada 4/11 lalu, Presiden Joko Widodo mengundang 17 Ormas Islam ke Istana Merdeka. Dalam pertemuan itu, presiden berterima kasih kepada ulama yang telah mendinginkan suasana saat aksi di depan istana tersebut. Presiden juga sampaikan tidak akan membela Ahok.
Di hadapan pimpinan Ormas Islam, presiden kembali menegaskan komitmennya untuk tidak melindungi Basuki Tjahaya Purnama (Ahok). Jokowi mengatakan kasus Gubernur DKI Jakarta non aktif itu diserahkan kepada penegak hukum.
“Saya sebagai presiden tidak ikut campur dengan itu dan tidak melakukan pembelaan apa pun kepada Basuki Tjahaya Purnama,” kata Ketua Umum ormas Islam Al Washliyah Yusnar Yusuf mengutip perkataan Presiden Joko Widodo kepada wartawan di Istana Negara, Rabu (9/11).
Dalam pertemuan itu, pimpinan Ormas Islam seperti Al Washliyah, Perti, Syarikat Islam, Matlaul Anwar, BKPRMI dan lain-lain menyampaikan kepada pemerintah agar proses hukum kasus penistaan Al Quran berjalan adil. Ketika ditanya bagaimana bila prosesnya tidak sesuai dengan keinginan umat, secara politis Yusnar Yusuf yang menjadi juru bicara Ormas Islam itu mengatakan tidak mau berandai-andai.
“Apakah besok bagaimana itu kita lihat besok. Kita tidak bisa menentukan besok. Kita hanya membuat perencanaan bahwa ini harus adil. Bagaimana sebetulnya keadilan kita lihat saja nanti. Keputusan belum ada kita tidak bisa menganalisis keputusan apa yang akan terjadi,” katanya.
Ketum PB Al Washliyah ini mengajak semua masyarakat bersama-sama mengawal proses yang sedang berjalan. “Kita coba mengawasi bersama-sma, tidak hanya Ormas Islam tapi juga seluruh rakyat Indonesia,” tutupnya.
(mrl)