MEDAN – Sidang Nasional ulama-ulama Al Washliyah yang tergabung dalam Dewan Fatwa telah resmi diutup. Ada 25 fatwa dan 6 rekomendasi yang dihasilkan dewan fatwa selama dua hari bersidang. Sekretaris Jenderal PB Al Washliyah Masyhuril Khamis didaulat menutup sidang tersebut. Penutupan dilakukan pada Minggu (23/10) di Holtel Madani Medan, Sumatera Utara.
Dalam sambutannya, Sekjen PB Al Washliyah sangat mengapresiasi kegiatan tersebut. Dia juga meminta agar sidang Dewan Fatwa bisa dilakukan secara rutin dan terus menerus. “Sidang-sidang seperti ini harus berkelanjutan bahkan terus dihidupkan di Al Washliyah,” katanya dalam acara penutupan Sidang Nasional Dewan Fatwa Al Washliyah.
Selama dua hari bersidang, para ulama Al Washliyah telah memutuskan beberapa fatwa terkait keislaman. Fatwa tersebut nantinya akan menjadi rujukan bagi para ustadz, ustadzah, da’i dan da’iyah Al Washliyah di seluruh Indonesia dalam berdakwah. “Putusan-putusan ini akan menjadi panduan bagi da’i Al Washliyah, dan bagi umat Islam,” tegasnya di hadapan peserta sidang.
Sekjen PB Al Washliyah juga meminta dengan hormat agar para ulama Al Washliyah tidak segan-segan menuangkan pemikirannya dalam bentuk tulisan sehingga menghasilkan buku. Dengan adanya karya yang dibukukan maka ilmu yang disampaikan akan bisa diterima sepanjang masa. Apa lagi selama sidang berlangsung, masing-masing ulama diminta untuk menyajikan makalah dengan tema tertentu. Hal ini sangat baik bagi perkembangan keilmiyahan di Al Washliyah.
Dalam kesempatan sambutan menutup Sidang Dewan Fatwa, Masyhuril Khamis memanfaatkan momen tersebut untuk menyampaikan rencana PB Al Washliyah di HUT ke 86 organisasi ini. Disampaikannya bahwa Al Washliyah berencana mendirikan perguruan tinggi di Jabodetabek, untuk itu dia meminta doa dari seluruh ulama Al Washliyah agar segera terealisasi.
Khamis juga sempat menyampaikan tema HUT ke 86 Al Washliyah yaitu “Menyiapkan Generasi Berkarakter, Menebar Kebajikan, Merajut Keindonesiaan untuk Tegaknya lzzul lslam”.
(mrl)