JAKARTA – Majelis Ulama Indonesia (MUI) diminta tetap istiqomah dan tidak gentar dengan desakan agar mencabut pernyataannya terhadap Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaya Purnama (Ahok). Pernyataan sikap MUI yang telah mengkategorikan Ahok telah menghina Al Quran dan ulama sebagai bukti bahwa lembaga ini memiliki reputasi yang baik.
MUI dinilai sudah tepat dengan keputusannya itu. Sudah menjadi konsekuensi MUI untuk menyatakan kebenaran meski harus bertentangan dengan pejabat pemerintah. “Sikap MUI itu membuktikan bahwa lembaga tempat berkumpulnya para ulama itu tidak bisa diintervensi kekuasaan,” kata Ketua Gerakan Pemuda Al Washliyah (GPA) DKI Jakarta M. Razvi Lubis pada Rabu (19/10) di Jakarta.
Ketua Pemuda Al Washliyah ini berkeyakinan MUI tidak akan goyah dengan desakan dari pihak mana pun. Sikap MUI itu bahkan dikatakan M. Razvi didukung mayoritas Ormas Islam dan umat Islam. “Saya berkeyakinan MUI tidak akan mencabut pernyataannya tersebut,” tegasnya.
Hal yang sama juga dikatakan Pengurus Besar Al Washliyah Affan Rangkuti. Menurutnya MUI tidak akan mengubah sikapnya terkait pernyataan Ahok yang telah menghina Islam. Bahkan akan muncul masalah bila MUI menuruti permintaan untuk mencabut Sikap Keagamaan yang telah dikeluarkan. Bila MUI mencabut pernyataannya maka kepercayaan umat kepada ulama akan hancur.
“Jika MUI Pusat mencabut pernyataannya terhadap Ahok baru-baru ini maka dapat di prediksi MUI akan hancur dalam konteks kepercayaan. Bagai kata pepatah ‘Sekali lancung ke ujian, seumur hidup orang tak percaya’,” terang Affan Rangkuti di Jakarta.
Untuk itu MUI jangan pernah menarik pernyataannya karena resiko buruk sudah menanti di depan mata. Aktivis Islam ini mengingatkan agar MUI tetap tegar dengan sikapnya tersebut. “Genggam pernyataan itu dengan ‘gigi geraham’, jangan genggam pakai yang lain,” tegas Affan melalui pernyataan tertulisnya.
(mrl)