TANJUNGBALAI – Ketua Umum PB Al Washliyah Dr. Yusnar Yusuf, MS terharu saat disambut meriah ketika tiba di Pesantren Al Washliyah Gading, Tanjungbalai, Sumatera Utara. Yusnar tiba di lembaga pendidikan Al Washliyah itu sekitar pukul 14.30 pada Jumat (16/9). Ketika turun dari mobil, dia telah disambut Ketua PD Al Washliyah Tanjungbalai Gustami dan seluruh pengurus.
Lalu Ketum PB Al Washliyah bersama rombongan diarak masuk ke dalam dengan melewati ratusan pelajar Al Washliyah yang berbaris membuat pagar. Sesaat kemudian rombongan Ketum Al Washliyah itu disambut dengan penampilan pencak silat. Sekitar 10 menit siswa menampilkan beberapa jurus menyambutnya. Yusnar sempat menitikan air mata terharu.
Foto: Para siswa menyambut Ketum PB Al Washliyah bersama rombongan dengan penampilan pencak silat.
Setelah itu rombongan jalan beberapa langkah dan berhenti kembali. Kali ini beberapa siswi menyambut rombongan dari Jakarta dan Medan itu dengan tarian selamat datang. Sekitar 10 menit tarian itu pun selesai. Barulah orang nomor satu di Washliyah masuk dan disambut Forum Komunikasi Pemerintah Daerah setempat seperti Sekda, Kapolres dan Dandim. Hari itu Ketum PB Al Washliyah disambut bak raja.
Selesai sampai disitu? Ternyata tidak. Selanjutnya Ketua PD Al Washliyah Tanjungbalai Gustami telah mempersiapkan upah-upah untuk rombongan yang hadir ke kota kerang itu. Yusnar Yusuf pun kembali di upah-upahnya. Tidak hanya Ketum Al Washliyah, seluruh fungsionaris PB Al Washliyah yaitu Ahmad Doli Kurnia, Raditya Perwira dan M. Razvi Lubis turut diupah-upah dan ditepungtawari.
Foto: Yusnar Yusuf tengah diupah-upah dan ditepungtawari oleh Ketua PD Al Washliyah Tanjungbalai.
“Saya sungguh terharu dengan penyambutan seperti ini. Ketika berjalan masuk tadi, saya teringat dengan pendiri Al Washliyah, saya berdoa untuk para pendiri Al Washliyah. Saya disambut seperti ini karena kerja dan amal soleh para pendiri,” katanya ketika mengawali Tablig Akbar.
Upacara penyambutan yang sangat meriah itu telah membuat haru Ketum Al Washliyah. Dirinya merasa tidak pantas bila disambut seperti itu dan meminta bila datang kembali agar disambut biasa saja. “Sambutlah ketika saya datang dengan yang sederhana saja. Meski hal ini seperti kebiasaan di Tanjungbalai tapi bagi saya jaganlah seperti ini lagi,” tuturnya dengan terharu.
(mrl)