MAKAH – Anggota Amirul Hajj yang juga Sekjen PB Al Washliyah Masyhuril Khamis didaulat memberikan kuliah subuh menjelang wukuf di Arafah pagi ini. Dalam tausiahnya, Khamis mengupas tentang makna menlontar jumroh. Menurutnya manusia harus membuang tiga sifat yang masih ada dalam dirinya sesuai tiga lontaran jumroh.
Ketiga sifat yang harus dibuang itu dikatakan Khamis sebagai topeng yang menutupi ketakwaan manusia. Topeng itu adalah topeng Fir’aun, Qorun dan Bal’am. “Sudah saatnya kita membuka topeng masing-masing. Sebab dalam diri kita masih ada sifat Firaun yang merupakan simbol penindasan, sifat Qorun simbol dari keserakahan dan sifat Bal’am yaitu sifat kemunafikan. Itulah makna melontar tiga jumroh,” kata Anggota Amirul Hajj ini usai sholat Subuh.
Besok kaum muslimin akan melontar tujuh batu. Melontar tujuh batu itu bisa diberi makna bahwa pada diri manusia ada tujuh tempat melakukan dosa. “Ketujuh tempat itu adalah dosa mata, telinga, mulut, perut, di bawah perut, kaki dan tangan,” jelas Khamis di hadapan Menteri Agama, Dubes, Komisi Pemantau Haji dan jamaah lainnya pada Minggu (11/9) pagi.
Para jamaah haji juga diminta untuk mencontoh Nabi Ibrahim yang rela melaksanakan perintah Allah untuk menyembelih Ismail. Ismail merupakan anak yang begitu dicintai dan dikasih Ibrahim. Ismail itu bisa berupa apa saja yang kini dimiliki manusia.
“Ismail itu bisa berupa jabatan, harta, nama besar, impian-impian duniawi, karena itu Allah menyuruh menyembelihnya. Bukan memotong Ismailnya tetapi memotong kepemilikannya. Karena hanya Allah yang menjadi pemilik, kita hanya pemegang amanah,” jelas Khamis.
Siang ini waktu Makah, Arab Saudi, seluruh umat muslim yang menjalankan haji akan melakukan wukuf di padang Arafah. Di padang Arafah inilah pucak haji dilaksanakan.
(mrl)