BerandaMajelisDakwahSafari Ramadhan; Sebuah Perjalanan Membangun Ukhuwah dan semangat berjihad

Safari Ramadhan; Sebuah Perjalanan Membangun Ukhuwah dan semangat berjihad

BAGIAN KEDUA

KOTA Pontianak adalah salah satu kota di Indonesia yang letaknya berada tepat di bawah garis khatulistiwa. Ibukota Provinsi Kalimantan Barat ini dilalui sungai Kapuas, sungai terpanjang di Indonesia. Pontianak luasnya mencapai 107 km dengan jumlah penduduk sekitar 554.764 jiwa. Pontianak menjadi pusat pertumbuhan ekonomi dan pemerintahan di Kalimantan Barat yang semakin memikat.

Perjalanan Safari Ramadhan Nasional Al Washliyan ke Pontianak pada 10 malam terakhir banyak membangun ukhuwah/persaudaraan dan menyaksikan keadaan umat Islam setempat dan persoalan yang dihadapi yang disampaikan oleh para jamaah silih berganti.

Kegiatan Hari Pertama.

Kegiatan tim Safari hari pertama bertolak dari Soekarno Hatta, Banten menuju Kalimantan Barat memerlukan waktu lebih dari satu jam. Kunjungan hari pertama ini dilakukan di Kota Pontianak.

Saat tiba di airport Supadio, Pontianak Kalbar, tim Safari Ramadhan PB Al Washliyah dijeput Ketua PW Al Washliyah Kalbar H. Herman Fauzi, beliau Mantan Kandepag Mempawah dan mantan anggota DPRD selama dua periode. Saat ini usianya telah 68 tahun.

Setelah check in di hotel, tim langsung menuju Rumah Dinas Wakil Walikota Pontianak Ir.H. Rusdi Kamtono, MM, MT, untuk menghadiri acara buka puasa bersama sambil bersilaturrahim berbincang-bincang dengan tokoh masyarakat dan mendengar siraman rohani dari Ustadz setempat.

Kegiatan malam itu dilanjutkan dengan shalat taraweh dan menyampaikan Tabligh Akbar oleh Tim Safari Al Washliyah di Masjid Al Mursalat, Perumnas satu, kelurahan Sungai jawi luar, Kecamatan Pontianak Barat, Kota Madya Pontianak. Tabligh Akbar dihadiri lebih dari 200 jamaah terdiri dari bapak-bapak, ibu-ibu dan anak-anak. Jamaahnya tetap stabil dari awal sampai di penghujung Ramadhan.

Saat itu terjalin hubungan yang erat dan dialog yang akrab saat-saat menyampaikan tausiah. Diantara jamaah ada yang dapat mengulangi isi cerita dari ceramah yang diberikan.

Acara tabligh akbar seperti ini digunakan untuk menyampaikan ajaran Islam yang dapat diterima masyarakat. Dapat mengenalkan diri pribadi dan organisasi Al Washliyah kepada masyarakat agar Al Washliyah lebih dikenal dan lebih dekat dengan masyarakat. Selain itu dapat pula digunakan untuk membangun rasa persaudaraan yang erat untuk membuat Al Washliyah menjadi buah hati umat.

Usai tausiah, setelah berbincang-bincang berdiskusi dan foto bersama, pengurus masjid mengajak tim untuk melihat bagian dari bangunan masjid yang masih dalam proses pembangunan.

Pengurus masjid mengeluhkan kondisi masjidnya yang masih terbengkalai pembangunannya. Dulu masjid ini besar sekali, tapi sekarang sudah terkesan kecil katanya, sebab sudah dibangun rumah ibadah agama lain yang lebih besar dan lebih megah di dekatnya. Umat Islam mulai terasa ketinggalan dan tersaingi dalam berbagai hal.

Selesai tausiah, tim kembali untuk beristirahat dan makan sahur di hotel. Pagi subuh sudah buru-buru lagi pergi ke masjid untuk iktikaf dan melaksanakan shalat subuh di Masjid Al Ikhlas di depan hotel, sambil berbincang-bincang dengan salah seorang pengurus dan dari perbincangan itu, pengurus masjid meminta agar tim Safari Al Washliyah dapat memberi tausiah pada waktu usai shalat zuhur siang harinya.

Kegiatan hari kedua.

Kegiatan tim Safari hari kedua dilakukan di kota Mempawah, sekitar 70 Km dari Pontianak dan rencana ke kota Kubu Raya. Sebelum berangkat, tim terlebih dahulu memberikan tausiah kepada jamaah shalat Zuhur di madjid Al Ikhlas, di depan hotel tempat menginap di Pontianak.

Tausiah cukup menggesankan, pada saat itu salah seorang jamaah diminta untuk mengulangi cerita yang disampaikan dalam ceramah, dapat mengulanginya. Dengan bahasa setempat ia mengulangi cerita bagian dari isi ceramah dengan baik tanpa banyak kesalahan.

Cara ini digunakan oleh tim agar masyarakat yang hadir terkesan, cepat menyatu dan dapat menyimpan ingatan yang lebih lama terhadap makna dari apa yang diceramahkan, jamaah yang hadir juga ikut antusias mendengarkan dan mengikuti acara interaksi antara jamaah dengan penceramah.

Setelah usai Shalat Zuhur, tim Safari beserta ketua PW Al Washliyah bertolak menuju kota Mempawah, melakukan silaturrahim dan buka puasa bersama dengan para ustadz dan santri di Masjid Agung Al Falah, di masjid itu ada pesantren Tahfiz Al Quran. Rombongan dihidangkan minuman khas setempat yaitu susu kedelai dan kue lokal.

Shalat tarawehnya dilakukan di Masjid Keraton Jami’atul Khair, Pulau Pedalaman Mempawah. Di masjid itu dilakukan pertemuan silaturrahim dengan para sesepuh keluarga keraton yang ada dan jamaah yang hadir saat itu. Setelah itu Tim kembali ke Pontianak, tiba di Pontianak lewat tengah malam.

Kegiatan hari ketiga

Kegiatan Tim Safari hari ketigdþ diawali dengan shalat subuh berjamaah dan kunjungan ke sentra-sentra ekonomi pasar Pontianak. Pada siang hari dilakukan silaturrahim dengan masyarakat Pontianak, pada saat shalat zuhur di Masjid Agung Pontianak.

Pada sore harinya Tim Safari menghadiri Undangan khusus jamuan buka puasa oleh Rektor Universitas Tanjungpura Prof. Dr. H. Thamrin Usman, Dea beserta keluarga. Pada saat itu dilakukan perbincangan tentang visi misi Universitas yang sedang diperjuangkan untuk mencapaiannya diantaranya ingin melahirkan mahasiswa yang mampu bersaing di tingkat nasional, regional dan internasional.

Pada malam hari dilakukan shalat taraweh di Masjiid Kampus UNTAN bersilaturrahim dengan para jamaah civitas akademika dan mematangkan acara kuliah subuh besok harinya oleh Tim Safari.

Kegiatan hari keempat.

Jelang pulang ke Indonesia setelah sahur di hotel langsung check out, PW Al Washliyah datang menjeput ke hotel. Tim langsung menuju masjid kampus Al Muhtadin. Setelah shalat subuh, diadakan ceramah kajian subuh dengan Judul “Membangun Jiwa Globalisasi Bagi Umat Islam Indonesia”.

Para jamaah sangat bersemangat mengamati pembicaraan yang cukup memikat. Penceramah menghimbau agar kampus perlu menjadi pelopor terdepan membawa mahasiswa dan masyarakat untuk ikut berfikir dan bertindak untuk dapat merambah dunia.

Seusai ceramah jamaah masih antusias memanfaatkan waktu melanjutkan diskusi saat bersalam-salaman menjelang keluar dari masjid. Diantara jamaah berpendapat bahwa ceramah yang disampaikan itu cukup diperlukan dan akan lebih luas diterima jika dilakukan setelah shalat Isya, karena saat itu masjid penuh dipadati oleh jamaah.

Dari Masjid ini tim Safari langsung menuju Bandara Supadio dengan jarak tempuh sekitar 30 km untuk kembali ke Jakarta. Dalam perjalanan safari ini telah didapatkan capaian target yang direncanakan, diantaranya terbinanya persaudaraan antar Al Washliyah dengan masyarakat setempat, dapat memberikan pengajaran yang dianggap perlu disampaikan, menerima informasi keadaan umat Islam setempat dan melakukan konsolidasi organisasi Al Washliyah.

Sampai jumpa pada Ramadhan berikutnya insyaallah.

Wassalam.

Abdul Mun’im.
Ketua MDK PB Al Washliyah.
Tim Safari Ramadhan 1437H.

About Author

RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Most Popular

Recent Comments

KakekHijrah「✔ ᵛᵉʳᶦᶠᶦᵉᵈ 」 pada Nonton Film Porno Tertolak Sholat dan Do’anya Selama 40 Hari
KakekHijrah「✔ ᵛᵉʳᶦᶠᶦᵉᵈ 」 pada Nonton Film Porno Tertolak Sholat dan Do’anya Selama 40 Hari
KakekHijrah「✔ ᵛᵉʳᶦᶠᶦᵉᵈ 」 pada Nonton Film Porno Tertolak Sholat dan Do’anya Selama 40 Hari
M. Najib Wafirur Rizqi pada Kemenag Terbitkan Al-Quran Braille