JAKARTA – Pengunduran diri Syamsir Munthe dari jabatannya sebagai Sekretaris PB Al Washliyah mendapat respon dari koleganya di organisasi tersebut M. Razvi Lubis. Menurutnya pengunduran diri tersebut sungguh disayangkan. Karena selama ini Syamsir merupakan pengurus yang aktif serta bekerja dengan ikhlas.
“Saya sungguh menyayangkan pengunduran diri abangda Syamsir dari PB Al Washliyah. Dia itu kader Al Washliyah yang sangat militan dan cakap dalam bekerja,” kata Razvi yang juga menjabat Sekretaris PB Al Washliyah.
Ditambah lagi kata Razvi pengunduran diri Syamsir itu bukan hanya dari Sekretaris PB Al Washliyah tapi juga dari semua jabatannya di Al Washliyah. “Apa lagi beliau mundur dari semua jabatannya di PB Al Washliyah yaitu sebagai Kepala Kantor dan Pemred kabarwashliyah.com,” tuturnya pada Kamis (2/6) di Jakarta.
Selama ini di mata Razvi koleganya itu merupakan pengurus yang bisa diandalkan. Sejak lama dirinya bersama-sama mengelola website organisasi kabarwashliyah.com. Bahkan nama situs resmi Al Washliyah itu merupakan ide dari beliau.
“Dulu pernah ada website alwashliyah.com yang saya kelola lalu tidak aktif. Setelah itu bang Syamsir menyampaikan agar PB Al Washliyah kembali memiliki on line resmi karena meihat kondisi zaman. Lalu lahirlah kabarwashliyah.com yang dipimpin bang Syamsir,” jelasnya.
Sejak diluncurkan pada 1 Maret 2013, kabarwashliyah.com yang dinahkodainya terus berjalan. Bahkan meski tidak ada dana dari PB Al Washliyah, on line tersebut tetap aktif mengabarkan informasi kepada pembacanya. Razvi mengaku sering menyampaikan kepada Syamsir agar mengajukan anggaran untuk operasional web site Al Washliyah, namun ditanggapinya dengan santai nanti saja.
“Bang Syamsir itu tidak pernah mengeluh soal dana. Meski tidak ada dana dia tetap bekerja untuk organisasi yang dicintainya. Dia terus mengelola situs tersebut dan aktif membuat berita tanpa memikirkan biaya, padahal PB Al Washliyah memiliki cukup dana,” ungkap Razvi.
Seingatnya PB Al Washliyah pernah mengucurkan dana ketika awal pembentukan web site sekitar Rp. 15 juta. Dana itu digunakan untuk membeli domain, hosting dan membayar orang IT yang membuat layoutnya, setelah itu tidak ada dana lagi yang diterima. Barulah pada 2015 akhir ada pemberian dana untuk memperpanjang biaya domain dan hosting. “Jadi memang sama sekali untuk operasional kabarwashliyah.com tidak ada dana. Tapi kita tetap jalan sampai sekarang,” terang M. Razvi Lubis.
Syamsir sebenarnya kader yang aktif. Beliau pernah aktif di organ bagian HIMMAH dan GPA. Ketika dirinya dipercaya menjadi Sekretaris PB Al Washliyah usai muktamar 2015, hampir seminggu tiga kali dia datang ke kantor PB Al Washliyah. Namun belakangan ketika kasus PD Al Washliyah Labura muncul ia mulai jarang ke kantor. Nampaknya pria kelahiran Aekanopan itu kecewa dengan sikap pemimpin organisasi ini yang seolah-olah membiarkan kasus Labura. Akhirnya dia pun mengundurkan diri.
Sinyal pengunduran diri Syamsir menurut Razvi sebenarnya sudah terlihat sejak dia jarang hadir ke kantor PB Al Washliyah. Bahkan sinyal itu semakin kuat ketika di rapat PB Al Washliyah terakhir pada Minggu 29 Mei 2016 yang sempat membahas masalah Labura. Saat itu Syamsir mengatakan bila PB Al Washliyah tidak mengeluarkan sikap tegas terkait kasus itu maka dia akan mengambil sikap. Ternyata sikap tegasnya itu adalah mundur dari semua jabatan di Al Washliyah.
Razvi merasa kehilangan kawan dalam berorganisasi dan membesarkan kabarwashliyah.com. “Dia merupakan senior yang baik, bekerja dengan sepenuh hati tanpa pamrih. Terus terang saya menyayangkan hal ini terjadi. Namun saya tetap menghormati keputusannya tersebut. Ini harus menjadi pelajaran bagi PB Al Washliyah,” tuturnya.
(mrl)