BOGOR – Maraknya kebangkitan faham komunis akhir-akhir ini telah menyita perhatian masyarakat Indonesia. Beberapa waktu belakangan ini ada gerakan untuk menghidupkan kembali ideologi Partai Komunis Indonesia (PKI). Menghidupkan ideologi PKI dilakukan dengan mempromosikan logo komunis palu arit ke tengah masyarakat. Lambang palu arit ini sempat marak di media sosial dan menjadi pembicaraan hangat.
Bahkan sempat tersebar foto sekumpulan anak muda yang mengenakan pakaian berwarna merah dengan lambang palu arit di depannya. Para pemakai baju ini nampak bangga dengan logo palu arit di pakaiannya itu. Ditambah lagi dengan adanya gerakan agar pemerintah melakukan permintaan maaf kepada keluarga PKI. Kondisi ini sunggu memperihatinkan bagi sebagian besar penduduk Indonesia.
Karena bagaimana pun pemberontakan dan pembantaian yang dilakukan PKI kepada bangsa Indonesia pada 1948 dan 1965 masih terus terngiang dalam ingatan dan menjadi trauma yang tidak hilang gingga sekarang.
Terkait kondisi tersebut, Ormas Islam Al Washliyah melalui Ketua Umumnya Dr. Yusnar Yusuf, MS mengatakan bahwa organisasi yang dipimpinnya sejak lama menolak keberadaan komunis di Indonesia. Sejak pertama didirikan, Al Washliyah telak menyatakan sikap menolak PKI.
“Al Washliyah sudah sejak 1930 telah memproklamasikan menghalau komunis,” kata Yusnar di hadapan peserta Muktamar Angkatan Putri Al Washliyah (APA) dan Ikatan Guru dan Dosen Al Washliyah (IGDA) Jumat (20/5) di Puncak Bogor, Jawa Barat.
Tidak hanya menolak keberadaan PKI di Indonesia, salah satu pendiri Al Washliyah Yusuf Ahmad Lubis sempat menulis dan menerbitkan sebuah buku yang mengungkapkan bahaya komunis. “Saat itu tokoh Al Washliyah Yusuf Ahmad Lubis membuat buku dengan judul Menghalau Komunis,” terang Yusnar Yusuf.
Seharusnya apa yang telah dilakukan pendiri Al Washliyah itu terus digelorakan para Washliyin saat ini. Namun sekarang apa yang telah dikerjakan Al Washliyah untuk menyikapi kebangkitan komunis di Indonesia. “Apakah sekarang kita sudah mampu menghalau gerakan komunis itu?” tegasnya. Kondisi bangsa dewasa ini harus menjadi perhatian keluarga besar Al Washliyah.
(mrl)