BerandaFatwa & KonsultasiBerita Peristiwa Mikraj Nabi SAW Tidak Rasional

Berita Peristiwa Mikraj Nabi SAW Tidak Rasional

BERITA tentang peristiwa Isra dan Mikraj Nabi Muhammad SAW pada satu malam yang melakukan perjalanan mulai dari Masjidilharam ke Masjidil Aqso dan terus naik ke langit ke tujuh menembus Sidratulmuntaha adalah peristiwa luar biasa yang diperoleh melalui informasi Alquran dan Hadis Nabi SAW.

Peristiwa Isra  dan Mikraj Nabi menjadi pertanyaan besar tentang kebenarannya jika dihadapkan dengan pemikiran rasional. Bagaimana mungkin Nabi melewati atmosfir dengan tubuh yang tidak terbakar, bagimana mungkin kecepatan kenderaan Nabi bisa lebih cepat dari kecepatan cahaya 300.000 km/detik? Pertanyaan-pertanyaan itu akan hilang ketika kita menyadari keterbatasan akal manusia.

Dalam bangsa Arab dikenal sebuah pribahasa, al-`Aqlu syai’ wa laisa kulla syai’ artinya, akal bisa mengetahui sesuatu, tetapi tidak segala sesuatu. Hal ini pun sejalan dengan ayat ke-58 pada surah al-Isra’ yang menyatakan bahwa manusia tidak diberi ilmu kecuali sedikit.

Direktur Neurodegerative Disorder Centre (Pusat Penaggulangan Penyakit Saraf) di RS Vancouver dan Professor Neurology di University of British Columbia, Donald B. Calne telah melakukan penelitian multidisiplin ilmu pengetahuan dan menuliskan hasil penelitiannya dengan judul, Within Reason: Rationality and Human Behavior diterjemahkan ke bahasa Indonesia dengan judul, Batas Nalar: Rasionalitas & Perilaku Manusia. Dalam buku ini Calne menjelaskan bahwa nalar hanyalah alat untuk berpikir dan kemampuannya sangat terbatas.

Banyak hal yang kita saksikan di dunia nyata, namun tidak masuk akal. Sebut saja seperti pesulap yang mengeluarkan api dan merpati dari saku jasnya, David Couperfield menghilangkan Tugu Kemenangan Amerika dan pesawat B. 747 dari tempatnya.

Entah ini sihir atau hipnotis, yang jelas yang menyaksikannya heran dan merasa hal itu tidak mungkin. Perlu difahami, bahwa informasi Alquran ada yang bersifat Rasional (masuk akal), ada yang Irrasional (tidak masuk akal) dan ada yang bersifat Supra Rasional (di luar jangkauan akal).

Peristiwa mikraj Nabi adalah termasuk dalam kategori Supra Rasional yang tidak bisa di indera dengan akal manusia. Kita tidak bisa melakukan observasi terhadap Israk Mikraj. Tetapi, kejadiannya dijelaskan melalui wahyu Alquran dan Hadis.

Pada klimaksnya, peristiwa mikraj itu tidak bertentangan dengan akal, karena dia di luar ranah yang bisa diperoleh akal. Peristiwa itu adalah mukjizat, dan mukjizat di luar jangkauan akal. Sesuatu yang di luar jangkauan akal, cukup hanya diimani saja. Wallahu a’lamu

Irwansyah, M.H.I
Anggota Dewan Fatwa PB Al Washliyah Jakarta
Kader Ulama dan Wasekretaris Komisi Fatwa MUI Sumatera Utara

About Author

RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Most Popular

Recent Comments

KakekHijrah「✔ ᵛᵉʳᶦᶠᶦᵉᵈ 」 pada Nonton Film Porno Tertolak Sholat dan Do’anya Selama 40 Hari
KakekHijrah「✔ ᵛᵉʳᶦᶠᶦᵉᵈ 」 pada Nonton Film Porno Tertolak Sholat dan Do’anya Selama 40 Hari
KakekHijrah「✔ ᵛᵉʳᶦᶠᶦᵉᵈ 」 pada Nonton Film Porno Tertolak Sholat dan Do’anya Selama 40 Hari
M. Najib Wafirur Rizqi pada Kemenag Terbitkan Al-Quran Braille