BANDA ACEH – Perguruan tinggi tidak hanya sebagai sarana transformasi ilmu pengetahuan, tetapi harus mampu menjadi lembaga yang dapat melahirkan alumni yang mandiri, tangguh dan berjiwa enterpreneurs. Hal ini dikatakan Ketua Kopertis Wilayah XIII Aceh, Prof. Jamaluddin Idris, dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan oleh Muhammad Nur, M. Pd pada wisuda sarjana STKIP Al Washliyah Banda Aceh, Sabtu (2/4) di Auditorium Prof. Ali Hasjmi UIN Ar-Raniry Banda Aceh.
“Sarjana, sebagai agen perubahan dituntut untuk mampu membuka lapangan kerja dan berjiwa interpreneurs, mampu berkerja secara mandiri dan tangguh,” katanya di hadapan peserta wisuda dan undangan.
Jamaluddin juga menyebutkan bahwa, selama ini, pendidikan kita memiliki orientasi pembentuk SDM sebagai pencari kerja bukan pencipta lapangan kerja. Justru sekarang ini, setiap sarjana harus mampu menciptakan kesempatan kerja, mampu berinovasi, berani mengambil risiko dan siap menjadi petarung dalam menggapai cita-cita.
Sementara itu, Ketua Pimpinan Wilayah Al Washliyah Provinsi Aceh, Prof. Farid Wajdi Ibrahim, menyebutkan STKIP Al Washliyah perlu mempersiapkan diri untuk menghadapi era gobalisasi, mengingat saat ini, Perguruan Tinggi Swasta (PTS) harus mampu bersaing secara sehat dan juga masing-masing PTS harus memiliki ciri khas yang dapat ditawarkan kepada calon mahasiswa. PTS juga harus siap mengikuti proses dan prosedur yang telah diatur oleh pemerintah, agar alumni atau outcame-nya dapat memenuhi standar yang diharapkan oleh pemerintah.
“STKIP Al Washliyah harus siap bersaing, mengikuti proses pendidikan yang baik dan dapat melahirkan sarjana yang siap terjun ke masyarakat serta dibutuhakan oleh pemerintah. Untuk itu, kita perlu siapkan sarana dan prasarana belajar yang baik, tenaga dosen yang handal dan peningkatan akreditasi,” pinta Farid yang juga Ketua Koordinator Perguruan Tinggi Al Washliyah Banda Aceh.
Ketua STKIP Al Washliyah Banda Aceh, Dr. H. A. Mufakhir Muhammad, MA dalam amanatnya menyampaikan, bahwa acara wisuda, merupakan momentum penting dan bersejarah bagi wisudawan, karena pada hari ini dilakukan pelantikan dan secara resmi menjadi sarjana. “Perlu diingat bahwa, sarjana bukan hanya dinilai dari gelar yang disandang, akan tetapi akan dinilai dari cara berfikir dan bertindak yang lebih cermat, lebih arif dan lebih teliti dan penuh pertimbangan,” tambah Mufakhir Muhammad, di hadapan 89 wisudawan-wisudawati.
(rilis/mrl)