BerandaDunia islamKTT Luar Biasa OKI di Jakarta Harus Punya Nyali

KTT Luar Biasa OKI di Jakarta Harus Punya Nyali

PENYELENGGARAAN Konfrensi Tingkat Tinggi Luar Biasa Organisasi Kerjasama Islam (KTT LB OKI) ke-5 di Jakarta, pada 6 – 7 Maret 2016 ini diharapkan membawa dampak global.

Bukan hanya tempatnya di Indonesia, berpenduduk muslim terbanyak di dunia, tapi KTT Luar Biasa OKI kalini dinilai strategis, karena pertemuan tingkat tinggi ini akan membahas khusus masalah Palestina dan Al Quds Al Sharif.

Puluhan kepala negara peserta KTT OKI menghadiri pertemuan ini, Masyarakat dunia Islam tentulah berharap banyak terhadap hasil-hasil KTT Luar Biasa OKI ini. Pertemuan ini bukan hanya penting buat Palestina, akan tetapi juga dunia Islam serta anggota negara OKI. Untuk itu, pertemuan di Jakarta diharapkan membawa manfaat besar terhadap perkembangan dunia internasional, sebab stablitas dunia Islam (baca Timur Tengah) saat ini dilanda konflik berkepanjangan.

Lain lagi Palestina, yang hingga kini belum memperoleh hak kemerdekaan rakyatnya. Ia selalu menjadi sasaran gempuran militer Israel. Dunia internasional bungkam dan tutup mata atas jeritan dan penderitaan rakyat Palestina. Sesungguhnya, sangat berbeda dengan negara-negara lain, yang baru saja berteriak merdeka, dunia internasional langsung mengakuinya lewat organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Perlakuan dunia internasional terhadap Palestina sungguh berbeda dengan negara lain.
“Penyelesaian Palestina dan Al-Quds Al-Sharif tidak hanya penting bagi Palestina dan Indonesia, namun merupakan tanggung jawab bagi Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) dan seluruh anggotanya, khususnya mengingat OKI dibentuk menyusul pembakaran Mesjid Al-Aqsa di Jerusalem pada tahun 1969,” tegas Direktur Jenderal Multilateral Duta Besar Hasan Kleib, dalam briefing di hadapan para Duta Besar negara anggota OKI di Jakarta, belum lama ini.
Pernyataan ini menguatkan betapa pentingnya KTT Luar Biasa OKI. Kegiatan ini digelar karena faktor genting, sehingga diadakan KTT Luar Biasa. Indonesia bukan hanya sebagai tuan rumah pengganti Marokko, tapi menjadi tuan rumah sebagai tuntutan dan panggilan hati nurani rakyatnya yang beragama Islam. Dunia berharap bahwa Palestina bukanlah negara `bulan-bulanan` antek-antek Israel.

Hubungan emosional rakyat Indonesia dengan Palestina sangatlah kuat, apalagi di negara Palestina itu terdapat Masjidil Al Aqsa. Dengan demikian, Indonesia dan Palestina seharusnya menjadi negara bersaudara, sama dengan negara lain. Sama-sama merdeka dan berdaulat, tapi kenyataan, Palestina tidak bisa berbuat apa-apa, karena kurang dukungan dunia internasional. Yang bikin ironis, dunia Islam sendiri berbeda pendapat soal tuntutan Kemerdekaan Palestina (?).

Peran negara yang tergabung dalam OKI, sangatlah besar. OKI hendaknya bukan hanya sekedar organisasi kerjasama Islam, yang sibuk dengan urusan keorganisasian semata. Bahkan yang menyedihkan kekuatan negara-negara OKI tidak sekuat Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Masalah-masalah demikian menjadi harapan dunia Islam terhadap pelaksanaan KTT Luar Biasa OKI di Jakarta.

Dengan kata lain, negara anggota OKI bukan `ayam sayur` dunia internasional, tapi OKI harus mampu menunjukkan tajinya terhadap negara yang mau melindas kehidupan dunia Islam, atau tegas terhadap negara yang mau mengobok-obok stablitas negara lain.

Hasil KTT Luar Biasa OKI di Jakarta, banyak mengundang harapan. Jangan sampai pertemuan oleh puluhan negara ini sia-sia, alias sekadar seremonial belaka. Tidak banyak manfaat terhadap Palestina dan negara lainnya. Sangat miris jika melihat perkembangan di negara-negara Arab, seperti di Mesir, Suriah, Libya dan Yaman maupun negara lainnya belakangan ini. Negara tersebut hancur akibat konflik berkepanjangan. Perang dan pemberontakan muncul di beberapa negara, yang ujung-ujungnya sendi kekuatan negara itu hancur berantakan.

Sadar atau tidak, negara peserta OKI harus dapat mencari solusi bagai mana mencegah terjadi froxy war atau perang menggunakan pihak dan kekuatan lain untuk menghantam suatu negara. Bukan perang mengerahkan persenjataan tempur, tapi mendayagunakan kekuatan di dalam musuh itu sendiri.

Perhatikan dengan seksama froxy war ini sangat dahsyat. Musuh tidak melakukan kontak kekuatan secara langsung, akan tetapi menggunakan kekuatan dari dalam diri musuh itu sendiri. Perang provokasi sangatlah handal dan sekarang telah mendunia. Kalau zaman dahulu di Indonesia disebut politik `adu domba dan kuasailah`.
Pertemuan yang berlangsung dua hari ini, setidaknya membuktikan bahwa Indonesia dapat menyelenggarakan kegiatan internasional ini dengan aman atas izin Allah SWT. Yang penting adalah KTT Luar Biasa OKI ini dapat membuahkan kesepakatan bersama yang multi manfaat. Banyak harapan yang diinginkan dunia Islam, namun hendaknya jangan sampai pupus dengan kenyataan. Palestina belum dapat merdeka, akibat kurangnya dukungan negara peserta OKI, termasuk Indonesia.

Terakhir, hasil KTT Luar Biasa OKI di Jakarta hendaknya harus punya nyali dan memiliki suatu kekuatan hukum internasional. Tidak takut dengan negara raksasa. Islam itu kuat apabila penduduknya bersatu melawan kemungkaran. Allahu Akbar.
(syamsir, wartawan Pos Kota)

About Author

RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Most Popular

Recent Comments

KakekHijrah「✔ ᵛᵉʳᶦᶠᶦᵉᵈ 」 pada Nonton Film Porno Tertolak Sholat dan Do’anya Selama 40 Hari
KakekHijrah「✔ ᵛᵉʳᶦᶠᶦᵉᵈ 」 pada Nonton Film Porno Tertolak Sholat dan Do’anya Selama 40 Hari
KakekHijrah「✔ ᵛᵉʳᶦᶠᶦᵉᵈ 」 pada Nonton Film Porno Tertolak Sholat dan Do’anya Selama 40 Hari
M. Najib Wafirur Rizqi pada Kemenag Terbitkan Al-Quran Braille