JAKARTA – Sebagian besar warga Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat sudah kembali ke rumahnya masing-masing, Kamis (3/3/2016) dari lokasi pengungsian, pasca gempa mengguncang daerah itu dengan kekuatan 7,8 Skala Richter (SR).
“Alhamdulillah, keluarga sudah kembali ke rumah tadi malam dan pagi ini, tapi masih ada yang maish bertahan di lokasi pengungsian,” kata Usman Bin Idris, Pengurus Wilayah Al Washliyah Sumatera Barat via telepon.
Madrasah Al Washliyah di Mentawai, bagai mana Pak?”
`Alhamdulillah, aman,” jawab Usman.
Menurut Usman, berdasar komunikasinya dengan keluarga besar di Mentawai, guncangan gempa Alhamdulillah, tidak menimbulkan kerusakan parah. Termasuk gedung Madrasah Al Washliyah di Kepulauan Mentawai. “Orangtua saya di Mentawai,” kata Usman yang saat dihubungi berada di Kota Padang, Sumatera Barat.
Warga yang sempat mengungsi, menurut Usman, secara berangsur-angsur kembali ke rumah. Apalagi pihak BMKG telah mencabut peringatan tsunami. Warga berpendapat apabila terjadi gempa susulan maka kekuatannya tidak sedahsyat gempa pertama. “Jadi warga sudah banyak yang kembali ke rumah masing-masing,” jelas Usman.
GEMPA SUSULAN
Gempa bumi susulan kembali mengguncang Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat. Fenomane alam ini terjadi Kamis (3/3/2016) pukul 07:10 Wib dengan kekuatan 5,8 Skala Richter (SR).
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengabarkan, gempa tersebut berada di 4.58 LS – 94.56 BT, atau sekitar 598 km Barat Daya Kepulauan Mentawai, Sumbar.
Gempa ini terjadi pada kedalaman 10 kilometer. Tidak ada peringatan tsunami akibat gempa ini.
Sebelumnya, Gempa bumi berkekuatan Mw 7.8, terjadi di lepas pantai Barat Kepulauan Mentawai (Barat Daya Kepulauan Mentawai-Sumbar), Rabu (2/3/2016) pukul 19:49:41 WIB, lokasi 4.92°LS dan 94.39°BT dengan kedalaman 10 km, berpotensi tsunami di sebagian wilayah Indonesia.
Berdasarkan hasil analisis sumber gempabumi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), gempa bumi tersebut mempunyai mekanisme sumber berupa patahan geser. Namun demikian berdasarkan pemodelan tsunami, gempa bumi tersebut dapat berpotensi menimbulkan ancaman tsunami kecil (tidak signifikan) di wilayah sekitar pusat gempa yaitu di Nias, Kepulauan Pagai, Tanah Bala, Simeulue, Bengkulu, Pesisir Selatan, Nias bagian timur, dan sekitarnya.
Hasil catatan observasi muka laut di Padang dan Cocos Island-Australia terekam kenaikan muka air laut masing-masing 5 cm dan 10 cm (Gambar 2). Oleh karena itu dapat disimpulkan gempabumi tersebut tidak menimbulkan tsunami signifikan dan BMKG telah mengakhiri peringatan dini tsunami pada jam 22.32:42 WIB untuk seluruh wilayah Indonesia.
(esbeem)