JAKARTA – Rapat Kerja Nasional (Rakernas) I Al Jam’iyatul Washliyah yang berlangsung tanggal 30 sampai 31 Januari 2016 di Puncak, Ciawi, Jawa Barat belum lama berlalu.
Majelis Dakwah dan Komunikasi (MDK) Pengurus Besar (PB) Washliyah ada di Komisi C pada Rakernas tersebut telah memaparkan 9 program unggulannya kepada peserta Rakernas pada waktu itu.
Program tersebut telah mendapat sambutan dan persetujuan dari peserta yang hadir, baik dari seluruh pengurus PB Al Washliyah yang hadir maupun dari yang mewakili berbagai Pengurus Al Washliyah tingkat Propinsi dan Daerah se Indonesia.
Dengan program tersebut, MDK PB Al Washliyah dalam periode 2015-2020 hasil Muktamar ke 21 ini bertekad ingin bekerja keras dan mengajak semua komponen dan kekuatan Al Washliyah untuk kembali menggiatan Dakwah dengan sungguh-sungguh dan ditangani secara profesional dilingkungan Al Washliyah.
Dakwah harus kembali mewarnai kegiatan Al Washliyah yang menonjol dan Al Washliyah harus menjadi organisasi Dakwah yang cukup berperan menggiatkan Dakwah di Indonesia. Hal ini dapat terujud jika semua komponen Al Washliyah mau mendukungnya dan melaksanakannya secara bersama-sama, kata Ketua MDK PB. Al Washliyah, Abdul Mun’im.
Program yang telah disusun oleh MDK itu sekaligus merupakan rumah kerja tempat dilaksanakannya keputusan Muktamar Al Washliyah ke 21 tahun 2015 di bidang Dakwah dan Komunikasi. Setiap program dibentuk sebuah Biro dan setiap Biro akan dipimpin oleh seorang Direktur yang bekerja bersama dengan timnya masing-masing.
Sembilam program kerja tersebut yaitu;
1. Biro Menejmen Da’i
* Perekrutan, Pembinaan dan penempatan Da’i
* Kajian agama dan ilmu pengetahuan.
* Safari Ramadhan dan ied ke warga Al Washliyah
2. Biro Keluarga Unggul
* Counseling tentang jodoh
* Pelayanan agama dalam acara pernikahan Islam.
3. Biro Peduli Masjid
4. Biro Peduli Produk halal
5. Biro Peduli Muallaf
6. Biro Siaran dan Komunikasi.
7. Biro qori qoriah, Hafiz Hafizoh.
8. Biro Dokumentasi dan pembuatan Sejarah MDK. 2015-2020.
9. Biro Hubungan Antar Lembaga Dakwah.
Program ini menjadi Program Nasional yang harus dikerjakan secara bersama, diikuti oleh semua jajaran Al Washliyah di seluruh Indonesia, mulai dari tingkat pusat yaitu Pengurus PB dan organ bagiannya, sampai ke tingkat Wilayah, Daerah, Cabang dan ranting, bersama Organ Bagian Al Washliyah.
MDK juga ingin mengajak pihak Pendidikan Tinggi dan Pendidikan Dasar dan menengah Al Washliyah untuk ikut serta mendukung program tersebut.
Selain itu, MDK juga perlu bekerjasama dengan organisasi Dakwah Islam lainnya diluar Al Washliyah, termasuk dengan pihak pemerintah dan swasta, untuk membesarkan syiar Islam dan dalam menghadapi berbagai persoalan umat yang semakin berat, berbagai faham bermunculan dan berbagai masalah kehidupan sosial yang akhir-akhir ini semakin menghawatirkan dan mengancan ketenteraman.
Diantara sembilan program MDK, satu diantaranya menjadi program perioritas untuk dilaksanakan mulai tahun 2016 yaitu Progran Menejmen Dai (MD). Program ini telah dilaunching pada akhir pembacaan laporan hasil sidang komisi C pada Rakernas 2016.
Tugas utama Menejemen Dai adalah untuk merekrut, melatih dan menempatkan para Dai Al Washliyah yang profesional dan bersertifikat diseluruh Indonesia. Tujuannya untuk melahirkan sebanyak-banyaknya Dai Al Washliyah yang berkualitas dan terdaftar.
Target yang ingin dicapai adalah berdirinya Menejemen Dai di setiap kecamatan di seluruh Indonesia dan satu Desa terdapat minimal satu ustad Al Washliyah.
Tema yang diusung oleh para Dai adalah; “Kami datang membawa perubahan”. Itu sekaligus menjadi indikator keberhasilan. Jika tidak ada perubahan metode dakwahnya perlu ditinjau kembali.
MDK PB Al Washliyah telah merampungkan buku pedomannya, dalam waktu dekat akan di cetak dan disebar ke seluruh pengurus Al Washliyah. Bagi yang belum mendapatkannya nanti dapat menghubungi Biro Menejemen Dai PB Al Wahliyah.
Pengurus MDK PB Al Washliyah berencana akan turun ke berbagai Wilayah di seluruh Indonesia bekerjasama dengan pengurus PW dan PD Al Washliyah di masing-masing Wilayah utk menyosialisasikan sembilan program MDK yang bersifat nasional tersebut.
Penulis
Abdul Mun’im