JAKARTA- Sebelum, sejak, setelah kemerdekaan dan era reformasi ada usaha kelompok untuk mengubah penyelenggaraan haji yang di percayakan pemerintah kepada Kementerian Agama.
Tetap saja, usaha yang dilakukan kelompok mengatas namakan masyarakat itu kandas di tengah jalan. Karena bukti secara empiris dan historis jelas bahwa penyelenggaraan haji gagal dilaksanakan oleh badan, yayasan dan swasta.
“Kegagalan itu fakta, maka itu kami heran kok ada orang yang mengatasnamakan masyarakat mau mengubah itu. Baca dulu sejarah. Kalau cuma nafsu saja ya bahayakan. Apalagi jika motifnya coba-coba,” kata Dr H Yusnar Yusuf, Ketua Umum PB Al Washliyah, di Markas Besar Al Washliyah, Jalan Jenderal Ahmad Yani No 41 Cempaka Putih Timur,Jakarta Pusat.
Lanjut Ketua MUI Bidang Kerukunan Umat Beragama ini, kita lihat dan saksikan, bagaimana penyelenggaraan umrah diselenggarakan oleh yang katanya profesional. Hampir setiap hari berita penipuan dan penelantaran terjadi. Bagaimana mau mengurus haji. Masih ingat jemaah haji khusus terlantar di Malaysia. Akhirnya yang menyelesaikan adalah Kementerian Agama.
“Travel haji khusus pada umumnya tidak mengurus jemaah hajinya dengan baik. Jadi bohong, jika dikatakan travel haji khusus itu profesional,” katanya.
Jangan korbankan nasib jemaah hanya untuk nafsu mengatasnamakan masyarakat. Masyarakat yang mana, kami Al Washliyah punya kepengurusan wilayah dan cabang di 29 provinsi. Tidak pernah kami mengusulkan yang demikian. Kalau ini dilanjutkan maka kami usulkan kepada Dewan Kehormatan agar ada pergantian di Komisi delapan DPR RI, karena gagasan itu bisa memicu kegaduhan nasional.
Komisi delapan tidak pernah merasakan bagaimana penyelenggaraan haji yang sebenarnya.
“Bagaimana mereka mau tahu apa itu penyelenggaraan haji. Datang belakangan, pulang mau lebih dahulu, dapat duit, naik turun mobil ber ac,” kata Yusnar.
Lanjut Yusnar lagi, saya bisa buka dan ceritakan bagaimana wujud DPR komisi delapan saat penyelenggaraan ibadah haji. Maka itu Al Washliyah menolak keras pembentukan badan haji, karena jemaah bukan kelinci percobaan.
“Jadi janganlah buat gaduh, Indonesia sekarang butuh ketenteraman, bukan buat gaduh. Sudah terlalu letih kita dengan kegaduhan dan tontonan tidak berkualitas,” katanya.
(rilis/esbeem)