BerandaKabar WashliyahKembali ke Rumah Besar Islam Rumpun Melayu: Membangun Ormas Islam dan Baitul...

Kembali ke Rumah Besar Islam Rumpun Melayu: Membangun Ormas Islam dan Baitul Mal Terbesar di Asia Tenggara

JAKARTA – “Tuah sakti Hamba Negeri. Esa Hilang Dua Terbilang. Patah Tumbuh Hilang kan Berganti. Tak kan Melayu Hilang di Bumi,” Laksamana Hang Tuah, abad XV. Kata tuah Sang Laksamana ini menjadi kebanggaan sekaligus cambuk bagi kita masyarakat rumpun Melayu dimanapun berada.

Bahasa Melayu sejak lama menjadi bahasa pergaulan antar bangsa (lingua franca) di Asia Tenggara. Setidaknya bahasa rumpun Melayu ini sekarang masih eksis di empat negara di Asia Tenggara, Indonesia, Malaysia, Singapura dan Brunai Darussalam.

Mantan Perdana Menteri, Tun Dr Mahathir Mohamad yang dikutip dari sinarharian.com (2012) berkata, orang Melayu tidak lagi boleh bergantung pada kata-kata keramat Hang Tuah dan kemungkinan kata-katanya tidak lagi akan menjadi kenyataan.

Mahatir juga mengatakan, besar kemungkinan kata-katanya tidak lagi akan menjadi kenyataan. Demikianlah apabila kita bergantung kepada kata-kata hikmat untuk nasib kita, akhirnya akan hilang hikmatnya. Singapura tidak ada lagi sekolah Melayu dan bahasa pengantar resmi dan tidak resmi sudah menggunakan bahasa Inggris dan Cina. Budaya dan adat istiadat Melayu juga sudah terkikis, yang tinggal hanya agama Islam.

Mahathir, yang seringkali menyentuh masa depan orang Melayu khususnya pasca Pilihan Raya Umum 2008 menulis bahwa di Singapura tidak ada lagi sekolah Melayu dan bahasa pengantar di sekolah-sekolah di sana adalah bahasa Inggeris dan Cina. Segala urusan rasmi dan tidak rasmi juga menggunakan bahasa itu. Ke-Melayuan mereka sudah tinggal separuh dan ke-Melayuan mereka akan terus terkikis berkelanjutan dab diramalkan akan hilang.

Dia juga menambahkan, di sebelah utara didapati orang keturunan Melayu yang tidak dapat bertutur kata dalam bahasa Melayu. Mereka Islam dan bangsa resmi mereka ialah Thai. Maka hilang juga Melayu di situ. Kondisi Malaysia kehilangan Melayu sedang terjadi. Ada anak muda Melayu yang tidak lagi ingin dikenali sebagai orang Melayu. Padahal mereka orang Malaysia. Ada pula yang hanya mengakui mereka orang Islam dan tidak perlu dikaitkan diri mereka dengan kaum Melayu.

“Oleh itu orang Melayu sudah tidak lagi berani menyebut perkataan Melayu kerana tidak mahu dituduh rasis,” katanya lagi.

Kritisi yang disampaikan mantan Perdana Menteri Malaysia ini adalah kritisi yang membangun. Membangun masyarakat Melayu untuk bangkit dan mengenal bahwa Melayu merupakan rumpun yang kuat sejak dahulu. Kuat dalam memberikan kontribusinya dalam membangun negeri di manapun keberadaannya. Mengabdi dan setia pada negara yang tempatinya, santun, bijak dan elok kepribadiannya.

Lantas bagaimana dengan Melayu yang ada di Indonesia. Organisasi Masyarakat Islam (Ormas Islam) Al Washliyah (30 November 1930) yang didirikan tokoh Melayu dan berdirinya pun di Kota Medan, tempat salah satu pusat pemerintahan kesultanan Melayu di Sumatera Utara kiprahnya belum maksimal secara nasional. Kritisi mantan Perdana Menteri Mahatir, menjadi penggugah dan motivasi tersendiri untuk bangkit dan membuat ormas Islam yang sebentar lagi berusia 85 tahun ini.

Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Ormas Islam Al Washliyah mengajak seluruh pengurus pusat, provinsi, kabupaten kota, kecamatan dan desa serta organ bagian, majelis dan seluruh washliyin untuk kembali ke rumah besar Islam rumpun Melayu Proto dan Deutro (Al Washliyah) dan bersama membangun NKRI.

“Kita bangun, kita besarkan dan kita kembangkan Ormas Islam Al Washliyah ini sampai ke pelosok negeri. Mari kembali ke rumah besar Islam rumpun Melayu (Al Washliyah). Bersama kita bangun negeri kita Indonesia dengan segenap kemampuan dan keilmuan kita, bertahap dan berkelanjutan,” seru Khamis di Kantor Pengurus Besar Ormas Islam Al Washliyah, Rawasari Jakarta Pusat, Senin (23/11).

Pengurus AlZIS Mengetuk Hati Al Wahsliyah Affan Rangkuti menambahkan, dengan kekuatan tujuh organ bagian yang ada di Al Washliyah yaitu Organisasi untuk kaum Wanita atau Ibu-ibu (Muslimat Al Washliyah), Organisasi Pemuda dengan nama Gerakan Pemuda Al Washliyah (GPA), Organisasi Puteri dengan nama Angkatan Puteri Al Washliyah (APA), Organisasi Pelajar/Remaja dengan nama Ikatan Putera-Puteri Al Washliyah (IPA), Organisasi Mahasiswa dengan nama Himpunan Mahasiswa Al Washliyah (HIMMAH), Organisasi Sarjana dengan nama Ikatan Sarjana Al Washliyah (ISARAH), Organisasi Guru dengan nama Ikatan Guru Al Washliyah (IGA) maka, sangat banyak yang dapat dilakukan.

Tambahnya, apalagi ditambah enam majelisnya yaitu, Majelis Pendidikan dan Kebudayaan (MPK), Majelis Dakwah, Majelis Amal Sosial (MAS), Majelis Kader dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Majelis Pembina dan Pengembangan Ekonomi, Mejelis Bantuan Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM).

“Dengan modal itu, apapun bisa kita lakukan, apapun. Hanya masalahnya tinggal mau atau tidak, sadar atau tidak, terketuk hati untuk bangkit atau tidak saja,” kata Affan.

Sudah sangat jelas, Al Washliyah yang sebentar lagi berusia 85 tahun sudah memiliki karya nyata. Memiliki 1.036 unit lembaga pendidikan, 14 panti asuhan yatim piatu serta 9 universitas di seluruh Indonesia. Dengan jumlah warga (washliyin) diperkirakan mencapai 15 juta orang tersebar, diantaranya di Pulau Sumatera, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Banten, Kalimantan, Ambon, Sulawesi, Nusa Tenggara, Bali dan Papua.

“Saya sangat yakin, Al Washliyah akan menjadi Ormas Islam terbesar di Benua Asia Tenggara dan daerah Timur Tengah. Hanya menunggu waktu saja, dan saya yakin washliyin akan bangkit dan sadar bahwa mereka semua aset. Aset umat Islam dan aset bangsa dan negara Indonesia. Baitul Mal Al Washliyah pun diyakini akan menjadi terbesar di Asia Tenggara, hanya menunggu waktu saja,” kata Affan optimis.

Menurut Khamis, sebelumnya Pengurus Besar Ormas Islam Al Washliyah bertepatan dengan peringatan hari Pahlawan 10 November 2015 meluncurkan Al Washliyah Zakat, Infak dan Sedekah (ALZIS) dengan tagline ALZISmengetuk hati. ​
”Satu rupiah setiap hari menuju kehidupan dan peradaban baru kaum duafa, investasi akhirat melalui rekening 7093314403 Bank Syariah Mandiri atas nama Badan Amil Zakat dan Infaq AW. Umat Islam dapat menyalurkan zakat, infak, sedekah di wadah investasi akhirat ini,” himbau Khamis.

(rilis/mrl)

About Author

RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Most Popular

Recent Comments

KakekHijrah「✔ ᵛᵉʳᶦᶠᶦᵉᵈ 」 pada Nonton Film Porno Tertolak Sholat dan Do’anya Selama 40 Hari
KakekHijrah「✔ ᵛᵉʳᶦᶠᶦᵉᵈ 」 pada Nonton Film Porno Tertolak Sholat dan Do’anya Selama 40 Hari
KakekHijrah「✔ ᵛᵉʳᶦᶠᶦᵉᵈ 」 pada Nonton Film Porno Tertolak Sholat dan Do’anya Selama 40 Hari
M. Najib Wafirur Rizqi pada Kemenag Terbitkan Al-Quran Braille