JAKARTA – Panglima TNI bersama Kasad, Wakasal dan Aspers Kasau menyampaikan keterangan bahwa benar pada tanggal 13 November 2015 telah terjadi aksi penembakan terhadap prajurit TNI, lebih jelasnya anggota Detasemen Intelijen Kodam III/Siliwangi oleh anggota Buser Polres Muara Enim di wilayah Lubuk Linggau yang mengakibatkan 2 Prajurit TNI luka-luka yaitu Kapten Chb Edi, terkena tembak di bagian perut kanan dan Serda Denden terkena tembak di bagian paha.
Dalam peristiwa tersebut, benar bahwa anggota tersebut bersama rekannya dalam 1 tim sebanyak delapan orang dibawah pimpinan Kapten Edi, sedang melaksanakan tugas satuan dengan dilengkapi surat perintah, dalam rangka melaksanakan pengejaran terhadap pelaku pencurian mobil milik Puskopad Kodam III/Siliwangi yang dicuri dan di jual kepada komplotan penadah mobil curian diwilayah Lampung.
Terkait hal kejadian tersebut, Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menyampaikan bahwa dimana sebelummnya Satuan Den Intel Kodam III/Siliwangi telah melakukan langkah-langkah, antara lain membuat laporan kepolisian tentang hilangnya kendaraan tersebut ke Polrestabes Bandung, kemudian membantu mencari dan melakukan penangkapan terhadap pelaku pencurian mobil tersebut a.n. Sdr Yudas di Jl. Otista Kecamatan Leles, Kabupaten Garut, Selanjutnya melakukan koordinasi awal dengan unit Intel Kodim Lubuk Linggau, untuk melakukan penjajakan terhadap lokasi keberadaan mobil curian.
Dalam pelaksanaan tugasnya, Den Intel Kodam III/Siliwangi telah berhasil menangkap tiga orang pelaku sindikat pencurian dan penadahan mobil, antara lain Herman di daerah Lampung, Edi di Muara Enin dan Triono (pecatan anggota Polri) di Prabumulih. Selanjutnya bahwa dalam pengembangan untuk menangkap pelaku Deni, saat melakukan pengendapan sasaran di wilayah Lubuk Linggau, telah didatangi lima unit mobil, dikepung dan disergap oleh Buser Muara Enim, dan saat itulah terjadi aksi penembakan oleh anggota Buser terhadap tim TNI dalam posisi tiarap yang mengakibatkan 2 anggota TNI luka tembak.
“Perlu ditegaskan pula bahwa anggota TNI tidak melakukan perlawanan sama sekali saat disergap dan dilucuti senjatanya, karena memang sedang fokus melaksanakan tugas dan tidak memiliki latar belakang masalah dengan pihak kepolisian, sehingga semua yang diperintahkan oleh anggota Buser Polres dipatuhi dan diikuti (tiarap, angkat tangan dan dilucuti senjata sekalipun,” kata Jenderal TNI Gatot Nurmantyo.
Kejadian kedua ditempat berbeda yaitu di RS Umum Daerah Siti Aisiah. Sekitar pukul 00.00 WIB, anggota Den Intel Kodam III/Siliwangi tiba di RSUD Siti Aisiah untuk melihat 2 korban aksi penembakan. Namun saat itu telah ada 2 anggota Polres Muara Enim. Tiba-tiba 2 anggota Polres tersebut mengeluarkan senjata organiknya. Begitu melihat anggota Polres mengeluarkan senjata, anggota Den Intel segera melakukan tindakan pengamanan. Tetapi anggota Polres tersebut melakukan perlawanan sehingga senjata api tersebut meletus kearah bawah sehingga rekoset dan mengenai kaki salah seorang anggota Polres.
“Dalam peristiwa ini saya telah memerintahkan kepada seluruh Prajurit TNI jangan terpengaruh isu yang berkembang sehingga terprovokasi dan melakukan hal-hal yang dapat memperkeruh suasana. Pegang teguh dan patuhi instruksi Komandan Satuan masing-masing. Tetap pelihara dan terus tingkatkan kerja sama yang telah terjalin dengan baik dengan anggota Polri. Serahkan penyelesaian persoalan ini kepada Panglima TNI dan Kapolri, yakinlah bahwa pimpinan kalian akan menyelesaikan secara profesional, adil dan menjunjung tinggi hukum”, tegas Panglima TNI.
“Selanjutnya dalam menyikapi perkembangan kejadian terakhir di Paris Perancis, agar dilakukan koordinasi dan patroli secara bersama-sama di daerah-daerah yang diperlukan serta diadakan pengamatan dan segera dilaporkan secara cepat, sehingga TNI dan Polri dapat mewujudkn rasa aman kepada seluruh masyarakat dan mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan”, tandas Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo.
Kapuspen TNI
Mayjen TNI Tatang Sulaiman