BOGOR – Industri jasa haji dan umrah dengan pangsa pasar setidaknya 190 ribuan (haji) dan 500 ribuan (umrah) pertahun menjadi target perbankan syariah untuk berlomba merebut simpatik pasar. Agar tertarik, promosi produk perbankan syariah berlabel haji dan umrah kian meramaikan industri perjalanan ritual ini.
Perkembangan bank syariah sejak diterbitkannya UU 21/2008 tentang Perbankan Syariah berdasarkan catatan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Juni 2015 berjumlah 196. Terdiri dari 12 bank umum syariah dan 22 unit usaha syariah yang dimiliki oleh bank umum konvensional dan 162 bank perkreditan rakyat syariah.
OJK juga mengklaim dengan menyebutkan per Juni 2015 industri perbankan syariah memiliki total aset lebih kurang 273 triliun rupiah dengan pangsa pasar 4,61 persen.
Perkembangan jumlah, aset dan pangsa pasar itu belum kuat jika dilihat dari pembiayaan yang dilakukan. Dari total aset sebesar itu saja ada lebih kurang 28 persen dana haji di dalamnya. Sisa perolehan asset 72 persen dari berbagai sektor dan mayoritas sektor pembiayaan jangka pendek.
‘Yah wajar sajalah, jika perbankan syariah melirik pasar haji dan umrah. Potensi pasarnya riil, umat Islam pastilah berniat umrah dan haji. Banyak yang ingin haji dan umrah, hanya saja tersandung akan biaya yang tidak mencukupi. Disinilah perbankan syariah berlomba merebut pasar itu,” kata Pengurus ALZIS PB Al Washliyah Affan Rangkuti di Bogor, Jumat (13/11).
Pembiayaan korporasi dan infrastruktur belum bisa dicapai karena struktur pembiayaan didominasi pendanaan jangka pendek. Selain itu bank syariah masih mengandalkan dana mahal dengan imbal hasil yang tinggi. Ini membuat masyarakat kurang percaya dengan perbankan syariah. Contoh banyak pembayaran gaji karyawan dan pegawai tidak menggunakan fasilitas produk perbankan syariah.
“Jadi seperti ada ketidakpercayaan diri perbankan syariah dalam berkompetisi dalam geliat perekonomian saat sekarang ini. Ya, jika kebanyakan melirik pasar haji dan umrah, bagus perbankan syariah yang ada marger saja dan bentuk Bank Haji Indonesia. Dari situkan bisa berani untuk pembiayaan jangka menengah dan panjang. Daripada bingung, rebutan dan seperti tak ada kerjaan,” kata Affan.
Ditambahkan aktivis Wahliyah ini, sektor riil pada agribisnis juga pasar yang menjanjikan, jadi tidak mesti melihat haji dan umrah saja, rata-rata main di ritel.
Beberapa hari lalu bertepatan pada peringatan hari pahlawan (10/11) penggagas tagline #AlZISmengetukhati ini meluncurkan logo dan nomor rekening zakat, infak dan sedekah Ormas Islam PB Al Washliyah.
(rilis/mrl)