MEDAN – Informasi tentang ‘turun gunungnya’ para senior di Muktamar XII Ikatan Pelajar Al Washliyah (IPA) ternyata bukan isapan jempol. Para senior ini ikut dalam permainan di tingkat pelajar Al Washliyah untuk memenangkan kandidatnya. Salah satu yang turut dihubungi para senior adalah Ketum PP IPA Raditya Perwira.
Menurut pengakuan, dirinya sempat ditelepon beberapa petinggi Al Washliyah di arena muktamar. Para senior itu meminta agar beberapa pengurus daerah yang dinilai bermasalah tetap dijadikan peserta. Alasan para senior itu adalah karena para peserta yang mengaku pengurus daerah dan kecamatan IPA datang jauh-jauh ke Medan.
“Iya saya dihubungi beberapa senior agar meloloskan PD-PD yang ditolak kepesertaannya oleh SC,” kata Raditya ketika dikonfirmasi melalui telepon seluler oleh kabarwashliyah.com Sabtu (7/11) di Medan.
Ternyata bukan dirinya saja yang dihubungi para senior, Ketua SC Kurnia Salam pun turut dihubungi. Namun karena para peserta tersebut bermasalah, panitia tetap menolak kepesertaannya. Langkah ini sudah tepat karena aturan organisasi harus tetap ditegakan dalam kondisi apapun. Keberanian PP IPA menolak keinginan segelintir senior yang ‘gatal’ turun gunung itu patut diacungi jempol.
Kata Ketum PP IPA Raditya alasan panitia menolak peserta yang mengatasnamakan PD IPA karena terkait SK kepengurusan yang mereka bawa. Surat Keputusan kepengurusan yang dibawa utusan IPA dari beberapa PD itu tidak sesuai dan tidak diakui oleh pimpinan wilayahnya. Karena itu beberapa senior menghubungi pengurus PP IPA agar diterima kepesertaannya. Tidak hanya itu, PD-PD ini ternyata juga merupakan lumbung suara dari kandidat yang didukung para senior itu.
“Sampai seperti itu para senior memperjuangkan suara untuk kandidatnya,” terang Raditya yang menyesalkan sikap beberapa senior yang turun jauh ke panitia.
(mrl)