JAKARTA – Genap setahun Jokowi-Jk menahkodai bangsa Indonesia, harapan rakyat begitu besar. Presiden yang merepresentasikan diri sebagai wong cilik, yang mengangkat kesejahteraan rakyat, mengangkat harkat dan martabat bangsa di mata dunia dengan visi trisakti, dan semangat pancasila, mencita-citatakan bangsa yang berdaulat.
Setahun memimpin, HIMMAH melihat politik di bawah Jokowi- JK semakin gaduh dan leadership lemah. Republika Indonesia di era jokowi, layaknya Republik Multiplot. “Jokowi tak bisa melepaskan diri dari kepentingan elit politik dan para pemilik modal besar di belalangnya,” ujar Ginanda Siregar Ketua PW HIMMAH Banten.
Merespon satu kepemimpinan Jokowi-JK, Aliansi Tarik Mandat (ATM), yang sejak satu tahun belakangan ini konsisten menggaungkan Tarik Mandat Jokowi-JK tetap berkata keras. Organisasi taktis yang di inisiasi oleh IMM, GPII, HIMMAH Alwashliyah, dan Himmah Persis menilai setahun memimpin Indonesia, penegakan hukum makin sulit terwujud. “KPK dan kepolisian malah semakin lemah. Sejumlah kasus kasus besar semakin tak jelas penyelesainya,” kata Ginanda Siregar yang juga kordinator aksi dari HIMMAH.
Dalam aksi tersebut, ATM menyampaikan beberapa tuntutan yaitu; 1. Menjalankan sistem ekonomi dan pemerintahan sesuai dengan pancasila dan UUD 1945. 2. Mendesak kepada DPR/MPR RI untuk melaksanakan Sidang Istimewa memberhentikan Presiden dan Wapres jokowi-Jk. 3. Turunkan harga BBM. 4. Hentikan PHK. 5. tolak Revisi UU KPK dan 6. Tolak perpanjangan kontrak karya PT. Freeport.
(rilis/mrl)