JAKARTA – Nilai tukar rupiah yang terus melemah terhadap dolar Amerika dan mata uang lainnya berdampak pada inflasi dan menurunnya daya beli masyarakat.
Masyarakat di daerah memang merasakan harga-harga barang semakin melangit, sementara harga jual komoditas dan produk semakin lemah, akibatnya rakyat yang menderita kerugian.
Demikian disampaikan Dedi Iskandar Batubara, Anggota Komite IV DPD RI, yang juga Sekretaris PB Al Washliyah ini, pada Rapat Kerja Komite IV DPD RI dengan Bank Indonesia di Komplek Parlemen Senayan, Jakarta.
Lebih lanjut senator asal Sumatera Utara ini meminta Negara harusnya hadir menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dalam hal ini adalah Bank Indonesia sebagai Bank Sentral. Tapi faktanya BI seperti tidak berdaya menghadapi pelemahan ekonomi global yang berdampak pada ekonomi nasional, saat ini saja nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika sudah menyentuh angka Rp. 14.700,- dan blm ada tanda-tanda penguatan.
Dosen UMN Al Washliyah Medan ini juga melihat paket kebijakan ekonomi I yang dikeluarkan oleh Pemerintah pusat tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap nilai tukar dan penguatan ekonomi nasional yang salah satu indikatornya adalah penguatan nilai tukar rupiah.
Seperti diketahui, paket kebijakan ekonomi tersebut berisi tiga hal yaitu, mendorong daya saing industri nasional melalui deregulasi, debirokratisasi, penegakan hukum dan peningkatan kepastian usaha, kemudian mempercepat implementasi proyek strategis nasional dengan menghilangkan hambatan yang ada, menyederhanakan izin, mempercepat pengadaan barang serta memperkuat peran kepala daerah untuk mendukung program strategis tersebut.
Selanjutnya meningkatkan investasi di sektor properti, pembangunan rumah murah bagi masyarakat berpenghasilan rendah dan membuka peluang investasi pada sektor ini.
(rilis/esbeem)