SEMANGAT untuk menghidupkan kembali organisasi Al Jam`iyatul Washliyah (Al Washliyah) sebagai organisasi para ulama, organisasi para da’i dan Organisasi yang orangnya gemar beribadah, telah mengemuka pada rapat PB Al Washliyah tanggal 29 September 2015 lalu.
Abdul Mun im selaku Ketua Majelis Dakwah dan Komunikasi (MDK) PB Al Washliyah beserta jajarannya pada rapat penajaman program yang dipimpin oleh Sekjen Masyhuril Khamis, mengatakan hal itu dengan penuh semangat dan harapan baru.
Sesuai amanah Muktamar Al Washliyah ke XX tahun 2015, untuk dapat mewunudkannya, MDK merasa perlu melahirkan gagasan baru untuk ribuan da’i Al Washliyah yang baru dan memberdayakan da’i baru tersebut maupun da’i yang sudah ada.
Ia mengatakan bahwa Al Washliyah itu besar, orangnya harus bercita-cita dan berbuat besar sesuai dengan kebesaran organisasinya. Jangan sampai organisasinya besar misalkan kebesarannya 10 tapi komunitasnya cuma berbuat enam. Atau berbuat “asusual” masih seperti biasanya saja. Ia juga berharap semangat ini akan diikuti oleh majelis dan bidang lainnya serta jajaran Al Washliyah se Indonesia.
Untuk mencapai maksud di atas, MDK PB Al Washliyah berencana akan membuat lembaga baru sejenis “menejmen da’i” sebagai perwakilan pengurus besar (PB) yang ada di setiap kecamatan di Indonesia, baik yang sudah ada organisasi maupun lembaga pendidikan Al Washliyah atau belum ada.
Program menejemen da’i fokus hanya untuk da’i saja, bukan keseluruhan urusan dakwah, karena urusan dakwah masing-masing organisasi baik Al Washliyah maupun organnya sudah punya ketua bidang dakwah dan programnya.
SERTIFIKAT
Tugas Utama menejmen da’i ada tiga yaitu; merekrut, melatih dan menempatkan para da ‘i. Diharapkan semua da’i yang mengatasnamakan Al Washliyah harus resmi punya kartu anggota da’i dan bersertifikat. Sertifikat da’i Al Washliyah itu diberikan setelah ada uji kompetensi.
Setelah ada uji kompetensi, peserta akan terbagi kepada empat kelompok. Pertama peserta yang tidak lulus jika ada, kedua lulus tapi perlu pendidikan dasar untuk menjadi da’i, ketiga yang sudah jadi da’i tapi perlu dilatih untuk menyamakan metodologi dan sistematika berdakwah, keempat da’i ahli yang sudah langsung dapat ditugaskan menjadi pendidik para da’i baru.
Menejmen da’i ini bersifat mandiri, tidak menggantungkan diri pada dukungan finansial maupun sarana dari pusat, diharapkan mampu menggali potensi sendiri untuk dapat mencapai maksud dan harapan yang diinginkan.
Ketua MDK ini yakin dan sangat optimis hasil dari program yang satu ini akan membawa hikmah besar untuk kepentingan yang lebih besar jika sudah terujud. Paling tidak akan tercipta networking Al Washliyah yang luas menjangkau seluruh wilayah Indonesia, dan Al Washliyah bisa mendapatkan berbagai informasi akurat dan update terutama terkait dengan kegiatan Dakwah di berbagai daerah.
Merintisnya memang agak sulit, tapi itulah yang harus dikerjakan para mujahid Islam, mujahid Al Washliyah di saat suasana damai, untuk “li akla’i kalimatillah”. Al Washliyah selaku organisasi Islam yang besar harus ikut bertanggung jawab atas maju mundurnya umat Islam di wilayahnya mading-masing sebagaimana harapan umat Islam.
Bagi wilayah atau daerah yang ada Pengurus Al Washliyahnya, MDK berharap menejmen dakwah itu didirikan bekerjasama dengan pimpinan wilayah, daerah dan cabang Al Washliyah beserta Organisasi bagiannya.
Bagi wilayah yang tidak ada pimpinan wilayah atau pimpinan daerah, maka wilayah terdekatnya dapat merangkap untuk menggarapnya. Jika tidak ada yang mengerjakannya sama sekali, maka PB. berusaha untuk turun tangan langsung melaksanakannya sendiri.
Semua kegiatan yang dilakukan oleh menejmen da’i ini dilaporkan ke PB. PW, PD, PC Al Washliyah di daerahnya masing-masing atau daerah rangkapannya melalui jaringan komunikasi sosial seperti internet, dll. Yang belum punya melaporkan secara manual kepada pimpinan daerah atau wilayah terdekatnya untuk diteruskan ke pusat dan daerah terkait lainnya.
Diharapkan semua jajaran dan komunitas Al Washliyah dapat mendukung program ini dengan semangat yang optimis, sampai sukses sesuai harapan. Jika terlihat hambatannya mohon bantuan kiranya segera diberi solusi jalan keluar yang tidak menghalangi cita-cita dan rencana serta harapan ini.
Bagi yang pesimis, diharapkan dapat memberikan konsep lain yang lebih baik yang dapat kita lajukan bersama untuk kegiatan yang satu ini, kata Abdul Mun`im Ritonga, Ketua MDK PB Al Washliyah.
“Mari kita robah kebiasaan lebih banyak bertindak dari hanya berkata-kata saja. Demikian harapan Ustad Lukman Hakim Hasibuan selaku Koordinator MDK PB Al Washliyah di akhir pertemuam rapat PB.”
(rilis/esbeem)