JAKARTA – Majelis Dakwah dan Komunikasi PB Al Washliyah berencana mendata para da’i yang merupakan anggota organisasi ini. Diperkirakan ada ribuan da’i Al Washliyah yang tersebar di seluruh Indonesia. Keinginan ini disampaikan Ketua Majelis Dakwah PB Al Washliyah Abdul Mun’im di Jakarta.
Selain mendata para juru dakwah, majelis juga akan melakukan silaturahmi da’i untuk menyatukan langkah dalam berdakwah. “Rencana ini perlu diketahui seluruh pimpinan Al Washliyah dan pimpinan organisasi bagiannya se Indonesia dalam rangka membangun dan menggerakkan ribuan da’i Al Washliyah yang tersebar di Indonesia,” katanya.
Ide untuk menggerakan ribuan kader Al Washliyah, Ketua Majelis Dakwah dan Komunikasi PB Al Washliyah H. Abdul Mun im, SH, MH telah menyampaikannya dalam pertemuan dengan Ketua Pimpinan Wilayah Al Washliyah Jawa Barat. H. Karsidi pada (8/9) di Bandung, Jawa Barat.
Dalam silaturahmi tersebut dikatakan Mun’im, PW Al Washliyah Jabar menyatakan siap menjadi model pengembangan dakwah Al Washliyah di Indonesia. “Meski belum ada organisasi Al Washliyah dan organisasi bagiannya atau lembaga pendidikan di daerah tertentu, namun akan diusahakan di seluruh Jabar ada ustad Al Washliyah,” jelasnya.
Di setiap Pimpinan Daerah Al Washliyah di Jabar akan dihidupkan kegiatan Kursus Dakwah Al Washliyah. Kegiatan ini nantinya akan bekerjasama dengan organisasi bagian. “Untuk pertama kali sebagai percontohan Kursus Dakwah akan dimulai di Kota Bandung. Untuk selanjutnya diadakan di setiap daerah di Jawa Barat,” tambah Mun’im.
Selanjutnya PB Al Washliyah akan mendata seluruh da’i dan da’iyah Al Washliyah. Setelah itu para juru dakwah ini akan diberikan kartu anggota yang diterbitkan masing-masing PW maupun PD Al Washliyah di Jawa Barat. “Setiap ustad dan ustadzah Al Washliyah yang telah diuji kompetensinya akan diberikan sertifikat,” kata lelaki yang sejak lama berdakwah.
Sebagai tim pengujinya bisa dibentuk dan dilakukan wilayah masing-masing. Untuk di Jabar maka dapat dibentuk oleh PW Al Washliyah Jabar. Sementara setiap PD Al Washliyah dan organisasi bagian dapat memberikan rekomendasi bagi calon da’i Al Washliyah yang akan diuji untuk diberikan sertifikat sebagai da’i.
Nantinya para ustad dan Ustadzah itu akan difungsikan untuk mengisi dakwah secara aktif diberbagai lembaga dan komunitas bahkan hingga daerah terpencil yang tak tersentuh dakwah Islam. “Dengan cara tersebut di atas, diharapkan dakwah Al Washliyah akan lebih cepat berkembang dan meluas melalui para da’inya, dibanding perkembangan organisasinya. Karena mengadakan ustad dan ustadzah Al Washliyah tidak sesulit mendirikan lembaga organisasi dan lembaga pendidikan,” jelas Abdul Mun’im.
Mengingat besarnya potensi akademis maupun keilmuan para da’i Al Washliyah di Jawa Barat yang sudah mumpuni, maka kepada mereka dipercayakan untuk membuat sendiri metode Kursus Dakwah yang relevan dengan kondisi masa kini dan sesuai dengan kondisi lokal di daerah masing-masing.
Kursus Dakwah Al Washliyah akan dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok Pertama untuk pemula, pendidikannya pendidikan dasar yang akan melahirkan ustad dan ustadzah baru. Kelompok kedua untuk para ustad dan ustadzah yang sudah jadi da’i. “Perlu sering bertemu untuk menyamakan metode dan sistematika dakwahnya,” kata Ketua PB Al Washliyah ini.
Target dari rencana ini dikatakan Mun’im adalah lahirnya ustad dan ustadzah Al Washliyah di setiap kecamatan di periode kepengurusan sekarang. “Ide seperti ini akan mudah terlaksana kalau ada gayung bersambut dan iktikad baik dari para pengurus Al Washliyah dan organisasi bagiannya di seluruh Indonesia yang diawali gerakannya dari Al Washliyah Jawa Barat dan diharapkan akan diikuti oleh Pimpinan Wilayah dan Daerah lainnya di seluruh Indonesia,” tutur Abdul Mun’im.
(mrl)