MADINAH – “Al Quran menyatakan ‘Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Penyayang, Maha pengampun’. Namun Al Quran juga menyatakan azab yang pedih Azabun Syadid, Azabun Alim. Begitu ekstrimnya dua ayat itu,” kata Anggota Amirul Hajj Dr. Yusnar Yusuf di Madinah mengawali komentarnya terakit musibah robohnya crane pembangunan di Masjidil Haram yang mengorbankan ratusan jamaah pada Jum’at (11/9).
Manusia menurutnya, dengan kemampuan teknologi yang diperoleh dari sebuah proses penelitian ternyata limited. Terbatas dari berbagai analisis. Dalam masa 40 tahun antara 1975-2015 terjadi peristiwa berdarah di Sekitar Kabah di Masjidil Haram. Tempat tujuan Manusia beribadah sejak Nabi Adam.
Pada 1975 terjadi pemberontakan politik yang menimbulkan jemaah yang terjebak di Masjid Haram wafat terkena peluru yang ditembakkan oleh pemberontak dan pasukan pemerintah Arab Saudi. Jemaah disandera dan dijadikan tameng pemberontak. Pastinya petistiwa berdarah itu akan kekal sebagai dinamika sejarah yang menarik untuk dikaji.
Jumat (11/9) alat berat crane pembangun Masjidil Haram rontok dan menimpa jemaah di bawahnya sekitar 68 orang wafat dan 183 luka luka. Dua orang Jemaah Indonesia turut wafat dari kloter 09 MES dan Kloter 23 JKS dan 31 orang luka-luka.
“Peristiwa berdarah terjadi lagi dalam rentang masa 40 Tahun. Seketika Masjidil Haram disterilisasi. Allahuakbar. Mahabesar Allah. Cuaca ekstrim 40-an derejat celcius tiba tiba berubah menjadi angin kencang diikuti hujan es di Makkah,” kata Yusnar Yusuf yang juga Ketum PB Al Washliyah.
Apapun alasan ilmiahnya kehendak Allah tiada yang mampu menduganya. Ternyata manusia wafat disebabkan oleh alat berat yang dibuatnya sendiri. Dua peristiwa berdarah yang berbeda penyebabnya. Perbedaannya ekstrim dalam peristiwa ekstrim dan dalam cuaca yang ekstrim.
“Sebagai Pimpinan Al Wasliyah saya tidak mampu membuat analisis apapun. Khawatir kalau analisis saya tidak tepat. Apakah ini adalah peringatan Allah atau cobaan pastilah kita tidak dapat mengukurnya,” katanya.
Ketum PB Al Washliyah ini hanya berpesan kepada keluarga korban di tanah air bahwa hamba Allah yang wafat di dalam Masjidil Haram diperlakukan oleh Khadamah Alharamain sangat Istimewa. Allahuakbar. Allahuakbar. Allahuakbar.
(rilis/mrl)