JAKARTA – Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menerima silaturahim sejumlah Pengurus Besar Al Jam’iyatul Washliyah (PB Al Washliyah). di kantornya, Senin (10/8/2015) siang.
Di antara rombongan PB Al Washliyah adalah, Ketua umum terpilih PB Al Washliyah, Dr.H. Yusnar Yusuf, Sekjen PB Al Washliyah, Drs.H.Masyhuril Khamis SH MM, Ketua-Ketua, Drs.H.Lukman Hakim Hasibuan, Drs.H Aris Banadji, serta beberapa pengurus lainnya. Ikut hadir mendampingi Menag, Kabiro Umum Syafrizal, Sesditjen Bimas Islam Muhammadiyah Amin, dan Kabag TU Pimpinan (Sesmen) Khoirul Huda.
Dalam silaturahim tersebut, Menag mengucapkan selamat kepada para pengurus PB Al Washliyah yang baru, periode 2015-2020. “Selamat Kepada para pengurus baru PB Al Washliyah. Alhamdulillah, Muktamar Al Washliyah berjalan dengan lancar dan sesuai rencana, sehingga menghasilkan kepengurusan baru.
“Ke depan, harapan saya, PB Al Washliyah mampu meningkatkan kiprah, kontribusi dan sumbangsihnya kepada Republik ini. Karena memang, PB Al Washliyah mempunyai sejarah panjang,” ucap Menag.
Menag mengapresiasi komitmen Al Wasliyah untuk bermitra dengan pemerintah. Meski demikian, Menag berharap PB Al Washliyah tidak harus selalu berpandangan sama dengan kebijakan-kebijakan Pemerintah.
Menurut Menag, PB Al Washliyah juga harus kritis, karena mungkin mempunyai perspektif dan sudut pandang lain yang berbeda dan lebih baik. “Insya Allah, ke depan, banyak PR yang harus dikerjakan dan diperbaiki, semoga, pada beberapa program tertentu, kita bisa bekerja sama,” harap Menag.
Menag sangat berharap, Al Washliyah mampu berperan lebih baik untuk membangun bangsa ini bersama-sama.
Dalam kesempatan tersebut, Ketua Umum Al Washliyah Yusnar Yusuf menyerahkan hasil Muktamar Al Washliyah, berupa dokumen AD/ART dan lainnya kepada Menag.
(kemenag/esbeem)
Dari pernyataan Menag tersebut, seakan ada amanah yang begitu besar bagi PB AW terpilih untuk berkreasi dalam berbagai bidang! Bukan hanya sekedar melakukan berbagai pendekatan untuk mendukung program Kemenag yang sudah baku. Artinya Menag menegaskan “Benahi pendidikan keagamaan di lingkungan AW agar muncul calon ulama yang dicita-citakan pendiri AW dulu!” Kondisi ini hampir tidak tersentuh oleh beberapa ketua umum AW pada dekade belakangan ini. Alasan penulis mengatakan hal tersebut berdasarkan kenyataan keadaan di lapangan bahwa beberapa madrasah AW yang pada mulanya melahirkan ulama sudah tidak begitu populer dan diminati lagi oleh masyarakat, ditambah lagi keadaan organisasi yang sudah carut-marut ditingkat bawah. Kondisi ini menjadikan organisasi AW hanya berfungsi sebagai alat kampanye pada masa-masa tertentu saja. Walau bagaimanapun penulis berusaha menjadikan AW tetap populer di mata dunia. Salam dari Australian Capital Territory-Canberra.