BerandaKabar WashliyahResensi Buku: Anak Desa Tak Bertuan Jadi Profesor

Resensi Buku: Anak Desa Tak Bertuan Jadi Profesor

PENULISAN otobiografi dan biografi ulama dan cendikiawan Al Washliyah memang sudah mulai berkembang, meskipun masih banyak figur yang belum dituliskan oleh sarjana dan ilmuwan Al Washliyah.

Sejauh ini, hanya satu orang pendiri yang menuliskan otobiografinya, yakni Ustad Abdurrahman Syihab yang menulis Riwayat Hidup Abdurrahman Sjihab sebanyak 2.500 halaman dan
terdiri atas 5 jilid tebal, tetapi sayang sudah menjadi buku langka. Keluarga besar Al Washliyah tampaknya harus mampu melacak keberadaannya untuk kemudian menjadi koleksi terpenting di perpustakaan-perpustakaan milik Al Washliyah.

Harus diakui bahwa khazanah biografi pendiri, ulama dan tokoh Al Washliyah lebih banyak ketimbang khazanah otobiografi. Di antara mereka yang sudah dituliskan biografinya adalah Ustaz Adnan Lubis, Ustad Muhammad Arsyad Thalib Lubis, Ustaz Muhammad Yusuf Ahmad Lubis, Ustad Nukman Sulaiman, Ustad Bahrum Djamil, Ustad Muhammad Nizar Syarif, dan Ustad Muhammad Hasballah Thaib.

Khazanah otobiografi tersebut telah merekam kiprah mereka dalam memajukan agama, bangsa dan negara, sekaligus menjadi bukti tertulis bahwa tokoh-tokoh Al Washliyah ikut memberikan sumbangsih jiwa dan raga demi kemajuan dunia Islam dan negara Indonesia.

Adapun buku terbaru tentang biografi ulama Al Washliyah adalah buku yang diberi judul Anak Desa Tak Bertuan Jadi Profesor: Kisah Nyata Kehidupan 60 Tahun Prof. Dr. Drs. H. Ramli Abdul Wahid, Lc., MA (Medan: CV. Manhaji, 2014). Ustad Ramli Abdul Wahid adalah Ketua Dewan Fatwa Pengurus Besar Al Washliyah periode 2015-2020 hasil Muktamar XXI Al Jam’iyatul Washliyah di Jakarta tahun 2015, dan kini juga aktif sebagai Direktur Program Pascasarjana UIN Sumatera Utara, Medan. Sampai era terkini,
Ustad Ramli Abdul Wahid menjadi salah satu ulama terkemuka Al Washliyah, dan telah menjadi ’benteng’ tradisi Sunni di Indonesia.

Buku tersebut ditulis dalam rangka menyambut ulang tahun Ustad Ramli ke-60 tahun. Ustad Ramli dilahirkan di Sei Kepayang (Sei Lendir), Sumatera Utara, 12 Desember 1954. Ia berasal dari keluarga tidak mampu tetapi memiliki semangat religius dan akademik yang tinggi.

Buku tersebut menceritakan pahit getir kehidupannya selama berada di Sumatera Utara, tetapi kemiskinan tidak membuatnya malas
dan lalai dalam menimba ilmu-ilmu agama. Meskipun tidak memiliki banyak harta, kecuali sejuta cita-cita, ditambah kondisi desa yang sangat tertinggal dan terpencil (bahkan sempat menjadi desa tak bertuan), doa dan dukungan ayah dan ibu membuatnya berhasil mendapatkan beasiswa ke Tripoli, Libya sampai akhirnya mendapatkan gelar kesarjanaan.

Semangat akademik terus membara, hingga ia mendapatkan gelar Master dan Doktor, dan akhirnya dianugerahi gelar sebagai Profesor dalam bidang Hadis pada Fakultas Ushuluddin UIN Sumatera Utara. Demikianlah, anak desa tidak bertuan berhasil menjadi Profesor.

Secara umum, buku yang berjudul Anak Desa Tak Bertuan Jadi Profesor ini terdiri atas lima bagian: biografi ringkas; otobiografi; testimoni ulama, cendikiawan, tokoh masyarakat, dan murid; beberapa tikungan hidup (foto), dan biodata editor. Buku tersebut berhasil merekam derap langkah Ustad Ramli dalam meraih cita-cita, mulai dari perjuangan susah dalam meraih pendidikan, mencari jodoh, mengadakan studi banding ke lima benua, memimpin perguruan tinggi, sampai mendidik dan
membesarkan anak-anak terkasih.

Buku tersebut sangat menggugah para pembaca, dan dapat menjadi inspirasi dan motivasi bagi generasi Muslim. Sangat pantas dibaca oleh pelajar, mahasiswa, dan pemuda Al Washliyah.

Ke depan, sangat diharapkan peran serta sarjana dan ilmuwan Al Washliyah dalam menuliskan biografi ulama-ulama, cendikiawan-cendikiawan, dan tokoh-tokoh teras Al Washliyah, sebab banyak sekali figur penting yang tidak dikenal kembali akibat ketiadaan merekam riwayat kehidupan mereka yang sebenarnya dapat menjadi teladan bagi keluarga besar Al Washliyah.

Permasalahan ini juga akan dapat mengaburkan sejarah Al Washliyah di masa mendatang. Semoga khazanah otobiografi dan biografi figur-figur penting Al Washliyah semakin tertambah seiring dengan bertambahnya kuantitas dan kualitas sarjana Al Washliyah, demi kelestarian sejarah Al Washliyah kelak. Semoga.

Penulis,
Dr. Ja’far, MA [Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sumatera Utara & Sekretaris Centre for Al Washliyah Studies]

About Author

RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Most Popular

Recent Comments

KakekHijrah「✔ ᵛᵉʳᶦᶠᶦᵉᵈ 」 pada Nonton Film Porno Tertolak Sholat dan Do’anya Selama 40 Hari
KakekHijrah「✔ ᵛᵉʳᶦᶠᶦᵉᵈ 」 pada Nonton Film Porno Tertolak Sholat dan Do’anya Selama 40 Hari
KakekHijrah「✔ ᵛᵉʳᶦᶠᶦᵉᵈ 」 pada Nonton Film Porno Tertolak Sholat dan Do’anya Selama 40 Hari
M. Najib Wafirur Rizqi pada Kemenag Terbitkan Al-Quran Braille