ALHAMDULILLAHIROBBIL ALAMIN, segala puja-puji kita sampaikan kehadirat Allah SWT. Yang telah memberi nikmat Islam, nikmat iman dan nikmat kesehatan kepada kita semua. Sehingga kita semua, pada kesempatan berbahagian ini kita dapat bersua dalam rubrik Mimbar Jumat pada website kabarwashliyah.com ini.
Salawat dan salam kita sampaikan keharibaan Nabi Besar Muhummad SAW, beserta keluarga, sahabat dan tabiin hingga kita semua umat Islam, di mana pun berada. Insya Allah, kita masih teguh (istiqomah) dalam pendirian `Lailaha illah Waasyhadu Anna Muhammadar Rasulullah`
Kita yakini dengan sebenar-benar keyakinan bahwa Nabi Besar Muhammad SAW adalah Rasulullah SAW yang membawa ajaran yang mampu menyelamatkan diri manusia, dari azab yang pedih ke alam penuh berkah. Tidak ada satupun pimpinan dunia yang dapat menandingi atau menyaingi Muhammad Rasulullah SAW. Meski pun ada segelintir orang di belahan dunia ini, yang coba-coba melecehkan ajaran yang dibawa Nabi Besar Muhammad Rasulullah SAW.
Jemaah Yang Dimuliakan Allah SWT
Menurut as-Syaukani dalam kitab Nailul Authar, dalam bahasan puasa sunnah. Sabda Rasulullah SAW, “Bulan Sya’ban adalah bulan antara Rajab dan Ramadan yang dilupakan kebanyakan orang” Sabda Rasulullah ini secara implisit menunjukkan bahwa bulan Rajab juga disunnahkan melakukan puasa di dalamnya.
Keutamaan berpuasa sebagai mana diriwayatkan dalam Hadis Sahih Imam Muslim. Bahkan berpuasa di dalam bulan-bulan mulia ini disebut Rasulullah sebagai puasa yang paling utama setelah puasa Ramadhan.
Rasulullah SAW bersabda : “Seutama-utama puasa setelah Ramadan adalah puasa di bulan-bulan al-muharram (Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab).
Al-Ghazali dalam Ihya’ Ulumid-Din menyatakan bahwa kesunnahan berpuasa menjadi lebih kuat jika dilaksanakan pada hari-hari utama (al-ayyam al-fadhilah). Hari- hari utama ini dapat ditemukan pada tiap tahun, tiap bulan dan tiap minggu.
Terkait siklus bulanan ini Al-Ghazali menyatakan bahwa Rajab terkategori al-asyhur al-fadhilah di samping Dzulhijjah, Muharram dan Sya’ban. Rajab juga terkategori Al-asyhur al-Hurum di samping Dzulqa’dah, Dzul hijjah, dan Muharram.
Dalam kitab Kifayah al-Akhyar, disebutkan bahwa bulan yang paling utama untuk berpuasa setelah Ramadhan adalah bulan- bulan haram yaitu Dzulqa’dah, Dzul hijjah, Rajab dan Muharram. Di antara keempat bulan itu yang paling utama untuk puasa adalah bulan al-Muharram, kemudian Sya’ban. Namun menurut Syaikh Al-Rayani, bulan puasa yang utama setelah al-Muharram adalah Rajab.
Jemaah Yang Dimuliakan Allah
Terkait hukum puasa dan ibadah pada Rajab, Imam Al-Nawawi menyatakan, telah jelas dan shahih riwayat bahwa Rasululah SAW menyukai puasa dan memperbanyak ibadah di bulan haram, dan Rajab adalah salah satu dari bulan haram, maka selama tak ada pelarangan khusus puasa dan ibadah di bulan Rajab, maka tak ada satu kekuatan untuk melarang puasa Rajab dan ibadah lainnya di bulan Rajab” (Syarh Nawawi ‘ala Shahih Muslim).
Berikut beberapa hadis yang menerangkan keutamaan dan kekhususan puasa bulan Rajab:
• Diriwayatkan bahwa apabila Rasulullah SAW memasuki bulan Rajab beliau berdoa:“Ya, Allah berkahilah kami di bulan Rajab (ini) dan (juga) Sya’ban, dan sampaikanlah kami kepada bulan Ramadhan.” (HR. Imam Ahmad, dari Anas bin Malik).
• “Barang siapa berpuasa pada bulan Rajab sehari, maka laksana ia puasa selama sebulan, bila puasa 7 hari maka ditutuplah untuknya 7 pintu neraka Jahim, bila puasa 8 hari maka dibukakan untuknya 8 pintu surga, dan bila puasa 10 hari maka digantilah dosa-dosanya dengan kebaikan.”
• Riwayat al-Thabarani dari Sa’id bin Rasyid: “Barangsiapa berpuasa sehari di bulan Rajab, maka ia laksana berpuasa setahun, bila puasa 7 hari maka ditutuplah untuknya pintu-pintu neraka jahanam, bila puasa 8 hari dibukakan untuknya 8 pintu surga, bila puasa 10 hari, Allah akan mengabulkan semua permintaannya…..”
• “Sesungguhnya di surga terdapat sungai yang dinamakan Rajab, airnya lebih putih daripada susu dan rasanya lebih manis dari madu. Barangsiapa puasa sehari pada bulan Rajab, maka ia akan dikaruniai minum dari sungai tersebut”.
• Riwayat (secara mursal) Abul Fath dari al-Hasan, Nabi Muhammad SAW bersabda: “Rajab itu bulannya Allah, Sya’ban bulanku, dan Ramadan bulannya umatku.”
• Sabda Rasulullah SAW: “Pada malam mi’raj, saya melihat sebuah sungai yang airnya lebih manis dari madu, lebih sejuk dari air batu dan lebih harum dari minyak wangi, lalu saya bertanya pada Jibril a.s.: “Wahai Jibril untuk siapakan sungai ini? ”Maka berkata Jibrilb a.s.: “Ya Muhammad sungai ini adalah untuk orang yang membaca salawat untuk engkau di bulan Rajab ini”.
(*/tp.com/esbeem)
Tolong dikoreksi lagi sumber hadis sudah benar apa belum! Ulama sekarang terlalu semangat dalam menganjurkan puasa di bulan Rajab dan tidak pada bulan Sya’ban. Semoga AW makin baik kedepannya…