JAKARTA – Direktorat Jenderal Bimas Islam Kementerian Agama mengundang wakil-wakil Ormas Islam untuk menghadiri pertemuan dengan delegasi muslim Amerika Serikat yang sedang berkunjung ke Indonesia, Rabu (29/4/2015) di Jakarta.
Hadir antara lain, Ketua Umum PB Al Washliyah, DR. H. Yusnar Yusuf MS beserta ketua, H. Abdul Mun im, SH.MH dan pimpinan Ormas Islam lainnya.
Delegasi muslim Amerika terdiri dari perwakilan berbagai lembaga Islam Amerika, di dalamnya terdapat juga orang Indonesia Imam Masjid New York USA yang cukup terkenal saat ini, bernama Imam Shamsi Ali. Ia sehari-hari bekerja sebagai lokal staf pada Kedutaan RI di New York.
Pertemuan tersebut dimaksudkan untuk saling mengenal lebih dekat komunitas muslim di masing-masing negara. Secara khusus membahas tentang tantangan yang dihadapi oleh masyarakat maupun organisasi muslim di Indonesia juga di Amerika Serikat.
Berbagai hal dikemukakan. Wakil dari Al Irsyad menyatakan tantangan yang dihadapi umat Islam di Indonesia, di antaranya adalah masalah radikalisme. Faham itu dibawa dari berbagai negara oleh orang-orang tertentu ke Indonesia. Mereka mendapat duit dan merusak harmonisasi umat Islam. ” Kami tidak suka itu dan kami menolaknya. Itu juga yang terjadi di berbagai negara seperti di Yaman dan Syria saat ini.”
Wakil dari Al Jam`iyatul Washliyah [Al Washliyah] mengemukakan tentang faham Ahlussunnah waljamaah yang sejak berdirinya Al Washliyah pada tahun 1930 telah dicantumkan pada Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART).
Abdul Mun im, dalam forum tersebut mengatakan bahwa dahulu faham itu tidak ada masalah. Tapi akhir-akhir ini dengan mudahnya orang keluar masuk negara, maka mudah pula masuk faham-faham lain bercampur dengan faham sunni yang di antaranya tidak sesuai bahkan dapat dikatakan bertentangan dengan faham Sunni.
Jika orang-orang Sunni tidak faham tentang ajaran sunni yang sesungguhnya, karena tidak diberi pelajaran yang cukup, nanti fahamnya tentang Islam bisa bercampur baur dengan faham lain.
Mun im bertanya dalam pertemuan itu, “Bagaimana pula keadaan perbedaan faham dalam Islam di Amerika?”
Diantara delegasi Amerika menjawab mengatakan ada beberapa hal yang dihadapi oleh muslim Amerika diantaranya;
Pertama Islam phobia. Masih banyak terdapat orang Amerika yang anti Islam. Mereka salah menerima informasi tentang Islam. Beberapa lembaga Islam sibuk mengadakan interfeit dialog dengan mengundang siapa saja dari agama yang berbeda. Hasilnya positif, banyak orang Amerika memeluk agama Islam.
Kedua, kesalahfahaman terhadap Amerika. Banyak orang mengira Amerika diskriminasi terhadap Islam. Di Amerika siapa yang paling berprestasi dan mampu, dia akan mendapatkan posisi dan kedudukan yang baik. Tidak memandang dari negara mana dia berasal dan agama apa yang dianutnya.
Ketiga, menghadapi perbedaan etnik di kalangan umat Islam, Orang Amerika berasal dari kelompok etnik yang berbeda karakter, seperti dari negara Asia, Timur Tengah, Eropa Timur, Eropa Batat, Afro Amerika, dan sebagainya.
Keempat, memghadapi aliran yang diikutinya. Apakah pengikut syiah atau sunny. Kami di Amerika berusaha untuk membuatnya semua menjadi satu. Jika di daerah mayoritas sunni, yang jadi imam orang Sunni, yang lain ikut dengan patuh jadi makmum.
Menjelang akhir pertemuan, ada diantara peserta yang mengusulkan perlu dibentuk persatuan Muslim Indonesia dan Amerika untuk membantu OKI (Organisasi Konfrensi Islam) dalam menghadapi berbagai persoalan umat Islam dunia.
(Abdul Mun` im/esbeem)