JAKARTA – Muktamar XXI Al Jam’iyatul Washliyah telah berakhir. Secara resmi acara akbar lima tahunan itu ditutup Ketua Umum PB Al Washliyah Dr. Yusnar Yusuf, MS pada Jumat (24/4) di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur.
Muktamar Al Washliyah kali ini banyak meninggalkan berbagai kenangan dan cerita. Salah satu hal yang patut diapresiasi adalah sikap terpuji organisasi bagian. Organisasi bulan sabit bintang lima ini memiliki tujuh organisasi bagian.
Ketujuh organisasi tersebut yaitu Muslimat Al Washliyah, Gerakan Pemuda Al Washliyah (GPA), Angkatan Putri Al Washliyah (APA), Himpunan Mahasiswa Al Washliyah (HIMMAH), Ikatan Pelajar Al Washliyah (IPA), Ikatan Sarjana Al Washliyah (ISARAH) dan Ikatan Guru dan Dosen Al Washliyah (IGDA).
Di muktamar kali ini, organisasi itu nampak solid berbagi peran. Setidaknya ada tiga hal di muktamar yang mereka putuskan dengan lancar. Pertama adalah memutuskan siapa pimpinan sidang dari unsur organ bagian. Semuanya sepakat menyerahkan pimpinan sidang kepada ISARAH. Meski sempat diminta pimpinan sidang sementara untuk berembuk kembali karena ada protes dari peserta namun tetap dipilih organisasi sarjana ini mewakili organ bagian.
Kedua adalah saat menyampaikan tanggapan terhadap laporan pertanggungjawaban PB Al Washliyah. Tanggapan organ bagian diwakilkan Muslimat Al Washliyah. Terakhir adalah formatur, yang diserahkan kepada IPA sebagai perwakilan tujuh organisasi itu. Meski dalam setiap pengambilan keputusan di organ bagian sempat terjadi perbedaan pendapat namun tetap diakhiri dengan baik.
Perilaku tujuh pimpinan organisasi ini perlu dijadikan contoh bagi organisasi bagian Washliyah di wilayah dan daerah. Berbagi peran itu penting sehingga semuanya merasa dihargai. Serta bisa berjalan dengan semangat kebersamaan.
(mrl)