Pesan-Pesan Ketua Dewan Fatwa Al Washliyah KH. Ridwan Ibrahim Lubis Pada Acara Muzakarah Ulama Dan Cendikiawan Menyongsong Muktamar Ke 21 Al Washliyah
Pesan Dewan Fatwa ini disampaikan pada 20 April 2015 di Hotel Madani Medan. Dalam sambutannya melalui teleconfrence di kediamannya, di komplek Islamic Village Tangerang, didampingi salah seorang Ketua PB. Al Washliyah Abdul Mun im.
KH. Ridwan Ir Lubis selain memberikan pengantar mudzakarah juga didaulat membuka acara tersebut. Ia menyampaikan beberapa pesan penting yang perlu mendapatkan perhatian para keluarga besar Al Washliyah, terutama para Ulama dan Cendikiawan.
Dalam pesan singkatnya, KH. Ridwan menyampaikan beberapa pesan. Berikut beberapa pesan yang sempat dirangkum oleh Abdul Mun’im:
- Para Ulama Al Washliyah termasuk Alm H. Arsyad Thalib Lubis selalu memesankan, apa saja yang dibicarakan pada tiap kali ada pertemuan apapun bentuknya, lihatlah “basyirohnya”. Maksudnya lihat bagaimana prospeknya ke depan.
- Tetaplah pelihara generasi yang terus menerus mau berjuang untuk menegakkan yang hak.
- Sejak awal Al Washliyah telah menyatakan iktikadnya dalam bertauhid yaitu “ahlussunnah wal jamaah dan dalam fikih bermazhab syafi’i”. Pada saat ini faham itu ternyata dihadapkan kepada berbagai persoalan yang harus dihadapi. Untuk itu wahai para Ulama, buatlah seruan kepada umat agar mereka memelihara keyakinan “ahlussunnah wal jamaah” tersebut. Solahuddin Al Ayyubi sukses dalam perjuangannya karena menyatukan faham ahlussunnah wal jamaah.
- Ladang Al Washliyah semakin digarap semakin luas. Karena mengerjakan bidang pendidikan, dakwah dan amal sosial.
- Disarankan kiranya para dosen, mahasiswa dan lainnya dapat mengajarkan materi pelajaran tentang kepribadian Al Washliyah yang biasa kita sebut “Sibghah Al Washliyah”, atau ke Al Washliyahan. Saya pernah membuat buku kecil tentang itu jika diperlukan dapat digandakan.
- Siapkan Dakwah yang tepat sasaran ke depan, selama ini dakwah kita kebih bersifat normatif (kesannya kurang membumi). Habis Dakwah pulang ke rumah uang sekolah anak tak terbayar. Sekarang berdakwahlah yang bersifat alternatif, memberi solusi terhadap persoalan yang sedang dihadapi. Untuk itu Mahasiswa perlu membangun Desa Dakwah di setiap wilayah dan daerah untuk membangun kegiatan dakwah.
- Ulama kini semakin sedikit jumlahnya, buat program untuk menyiapkan para ulama di setiap pulau, di setiap propinsi. Ulama itu muncul dari pelajar Qismul Ali, karena itu adakan pendidikan Qismul Ali di setiap propinsi.
- Para Ulama hendaknya dapat mengeluarkan fatwa tentang zakat, infak dan sadaqah yang dapat di produktifkan. Coba bayangkan jika beberapa orang saja dapat mengumpulkan zakat lalu dijadikan modal, maka ini akan dapat menghasilkan. Demikian juga dam haji, sekiranya bisa difatwakan dapat dilakukan oleh jamaah haji ditempat asalnya, tentu ini akan memberi dampak ekonomi yang besar.
- Pesan kepada para peserta Muktamar, saudara boleh membawa spanduk untuk mengusung calonnya masing-masing. Tulislah calonku harus menang, tapi akan kurangkul calon yang menang. Jangan pula sampai merajuk jika calonnya kalah.
- Disarankan untuk membuat klub ulama yang disebut dengan “Nadi Ulama Al Washliyah”, seperti yang ada di Cairo. Wadah ini untuk tempat kumpul-kumpul para ulama, dan disitu bisa dibahas berbagai masalah yang dihadapi sehari-hari, dan hasilnya dapat sampaikan kepada pihak yang terkait.
- Saat menutup sambutannya, KH. Ridwan Lubis, (begitu biasa dipanggil sapaannya) mengatakan; ladang Al Washliyah semakin digarap semakin luas tak habis-habisnya. Karena itu, jangan tunggu ketua yang berbuat baru anak buah berbuat. Berbuatlah segera.
Selamat berdiskusi para ulamaku dan para cendikiawan, berilah fikrah-fikrah itu, taburkanlah ilmu.
Demikian yang dapat saya sampaikan, selanjutnya acara ini saya buka dengan resmi.
Wassalamualaikum Wr. Wb.