JELANG penyelenggaraan Muktamar ke-21 Al Washliyah, Sabtu (18/4/2015) kabarwashliyah.com mengunjungi H. Abdul Mun im, satu di antara bakal calon Ketua Umum Pengurus Besar Al Jam`iyatul Washliyah (PB Al Washliyah) yang akan maju pada muktamar di Asrama Haji Pondokgede, Jakarta Timur.
Singkat kata, ingin lebih dekat mengenal sosok Abdul Mun`im, yang juga seorang diplomat dan kader Al Washliyah.
Assalamu`alaikum wrwbr, Kabarwashliyah mengawali perbincangan, sekaligus mengkonfirmasi ulang atas kesiapan Abdul Mun`im, sebagai bakal calon Ketua Umum PB Al Washliyah periode 2015-2020.
Abdul Mun im
Waalaikumsalam wrwbr. Nama saya Abdul Mun im. Saya marga Ritonga, tapi dalam tulisan jarang saya cantumkan marga. Lahir di Medan, 12 Desember 1960. Jadi umur saya sudah 55 tahun. Isteri saya bernama Dra. Hj Yenny Gaffar. Anak saya empat orang dan Alhamdulillah, semua sudah selesai kuliah S1. Kalau rumah di Jalan Salemba Bluntas No. C.215 Jakarta Pusat.
Oh iya. Saya memang menyatakan siap menjadi calon Ketua Umum PB Al Washliyah periode 2015-2020. Kalau peserta muktamar menginginkan saya. Insya Allah, saya siap untuk memimpin organisasi Islam terbesar ketiga di Indonesia ini.
Pendidikan?
Pendidikan SD, Ibtidaiyah dan Tsanawiyah di Al Washliyah Jl Mabar Medan. SMP Widyasana, SMAN 3 Medan, Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara (USU) Medan, Sumatera Utara dan S2 (Magister Hukum) Universitas Indonesia. Pernah diterima kuliah S3 di Pune University India dan UGM Jogya, tapi tidak berlanjut karena pindah-pindah tugas sebagai diplomat.
Pekerjaan?
Pekerjaan di Kementerian luar negeri (Kemenlu). Pernah tugas ke berbagai negara, jadi delegasi RI, jadi tentara pasukan perdamaian PBB di Lebanon. Imam dan khotib di berbagai tempat di Jakarta dan sekitarnya. Ketua yayasan Buya Abdul Mun im yang bergerak di bidang pendidikan dan dakwah.
Hobi atau Kesenangan?
Hobi menulis, artikel dan buat beberapa buah buku, aktif dalam diskusi serta aktif berorganisasi di Al Washliyah sejak dulu. Saat ini Ketua PB Al Washliyah Bidang Luar Negeri.
Motivasi Jadi Calon Ketum PB Al Washliyah?
Sejak pertama saya mengenal dan mendapat ilmu, baik di madrasah maupun sekolah dasar, saya peroleh dari Al Washliyah. Begitu juga ilmu dan pengalaman berorganisasi serta kepemimpinan (leadership), saya dapati di Al Washliyah. Ibu saya yang membawa saya ke Al Washliyah. Karena beliau aktifis Al Washliyah pada masa mudanya. Kakak saya juga guru di Al Washliyah.
Karena itu, motivasi saya ingin Al Washliyah dapat membangun modernisasi Al Washliyah dengan tidak meninggalkan nilai-nilai agama dan tradisi Al Washliyah, agar sesuai dengan usianya 85 tahun, Al Washliyah mestinya sudah benar-benar besar lalu dikenal orang secara luas di dalam dan luar negeri.
Andai dipercaya menjadi orang nomor satu di Al Washliyah, apa yang dilakukan untuk 5 tahun mendatang?
Saya pernah membuat tulisan di website resmi PB Al Washliyah (kabarwashliyah.com). Yakni pemikiran saya tentang visi Al Washliyah 2030. Artinya membuat cetak biru tentang apa yang mau dikerjakan Al Washliyah sampai usianya satu abang dan apa yang diperioritaskan untuk dikerjakan.
Pertama. Mengenai keislaman. Ada tiga hal utama dalam Islam yaitu; Aqidah, Syariah dan Akhlak.
Mengenai aqidah. Al Washliyah sejak awal sudah memproklamirkan dirinya memiliki keyakinan ahlussunnah waljamaah (sunni). Saya perhatikan jarang hal ini dibicarakan dan didalami oleh warga Al Washliyah pada umumnya, kecuali orang tertentu saja. Karena itu saya khawatir hanya beberapa orang saja yang tahu persis bagaimana keyakinan itu yang difahami oleh warga Al Washliyah.
Dulu masalah ini masih aman-aman saja. Sekarang bahaya jika tidak segera diajarkan dan disosialisasikan untuk internal dan eksternal Al Washliyah, mengingat semakin gencarnya paham lain masuk ke Indonesia.
Dengan mudahnya orang ke luar negeri dan terbukanya media sosial, mereka dapat mempelajari dan bisa juga jadi pengikut ajaran lain yang tidak sesuai dengan keyakinan Sunni. Jika tidak faham, maka keyakinan bisa tercampur aduk dengan faham yang berbeda-beda tentu akan membingungkan.
Mengenai Syariah. Orang Al Washliyah tentu diharapkan memahami syariat Islam dan bisa tampil menjadi pembela dan pengawalnya serta memperjuangkannya untuk bisa berlaku bagi orang Islam di Indonesia.
Menjalankan hukum Islam jangan seperti memegang bara api terasa panas dilepaskan. Sebagai pejuang Islam harus menggenggam erat-erat syariat Islam dan berusaha mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari, khususnya di lingkungan warga Al Washliyah.
Kita menghormati keputusan pemerintah, yang mana saja dari syariat Islam yang sudah dapat dijalankan secara formal melalui keputusan pemerintah. Tugas Kita terus berjuang untuk memperluas nya dan membuktikan bahwa hukum Allah pasti lebih baik dibanding hukum lainnya.
Jangan sampai terjadi di negara Indonesia yang penduduknya muslim mayoritas terbesar di dunia, membangun masjid saja di daerah tertentu susah dan memakai jilbab bagi wanita ada yang berani malarangnya, malu kita jika terjadi demikian.
Mengenai akhlak. Al Washliyah semestinya bisa tampil menjadi contoh dan agen bagi penerapan akhlaqul karimah di semua tindakan. Ini perlu peranan ulama dan ustad serta qori/qoriah untuk menjaganya.
Jika para ulama dan ustad jauh dari pusat kegiatan Al Washliyah, maka akhlaqul karimah dihawatirkan bisa memudar di lingkungan Al Washliyah. Karena itu kalangan ulama, ustad dan Qori harus dekat dengan pusat kegiatan Al Washliyah, dan lebih efektif jika sang pemimpin juga bisa jadi ulama,ustad dan jadi contoh akhlaqul Karimah.
Karena itu saya berniat, jika terpilih atau tidak terpilih jadi ketua umum. Saya berharap pimpinan Al Washliyah menghidupkan kursus dakwah Al Washliyah, minimal di setiap daerah sesuai tingkat pimpinan Al Washliyah. Tujuannya adalah untuk mencetak kader ulama dan para ustad dan muallimah Al Washliyah yang mengajarkan dan mengawal tentang aqidah, syariah dan Akhlak.
Saya pernah ikuti dan jadi ketua Kursus Da’wah Al Washliyah. Ini saya rasakan efektif sekali untuk membuat Al Washliyah punya ulama dan ustad di seluruh daerah. Mereka juga paling efektif menjadi ujung tombak mengenalkan Al Washliyah ke tengah-tengah masyarakat.
Kedua, mengenai Al Washliyah. Ada 4 hal yang menjadi perhatian utama saya, yaitu mengenai menejemen, pemanfaatan potensi dan SDM, Pembangunan dan pemeliharaan aset.
Mengenai menejemen. Jika Al Washliyah mau berubah cepat menjadi besar dan terukur. Segera gunakan menejemen moderen. Menejemen meliputi sistem personalia pengurus dan pekerja, sistem keuangan, sistem barang milik organisasi. Membuat SOP (Standar Operasional Prosedur), membuat program dan merealisasikannya, kontigensi plane dsb.
Majelis Pendidikan PB Al Washliyah telah merintis dan memilikinya. PB Al Washliyah tinggal mengadopsinya saja untuk diterapkan di seluruh Indonesia.
Mengenai pemanfaatan potensi SDM. Al Washliyah selama ini mempunyai kekayaan berupa orang, barang, lembaga agama dan lembaga ilmu. Jika ini diinventarisir lalu diperankan dan diberdayakan secara maksimal, Al Washliyah akan segera naik bobotnya lebih dua kali lipat.
Pembangunan. Al Washliyah sudah memilikinya baik bangunan fisik masjid, sekolah, perguruan Tinggi, kantor, dan sebagainya. Jika hal ini mendapat perhatian khusus akan dapat ditingkatkan segera jumlahnya sesusi keperluannya.
Pemeliharaan Aset. Al Washliyah memiliki aseta barang bergerak dan tidak bergerak. Aset fisik dan non fisik. Aset ini harus diperjelas status pemilikannya dengan membuat sertifikatnya.
Untuk mencapai semua ini, jika saya terpilih atau tidak terpilih jadi ketua, saya ingin ikut memperkuatnya.
Wah, lengkap banget paparannya. Bagaimana peluang nanti dalam muktamar?
Saya lebih banyak berserah diri kepada Allah SWT. Doa saya kepada Allah, jika ini baik bagi saya, keluarga dan perjuangan Islam, jadikanlah saya jadi ketua. Jika tidak baik, agar dipilih orang yang lain yang lebih baik lagi. Dengan doa itu suasana batin jadi tenang.
Kami di PB. sudah sepakat untuk menjadikan muktamar ke-21 ini menjadi muktamar yang Marhamah. Penuh kasih sayang. Tidak ada yang kampanye meminta dipilih jadi ketua. Kecuali hanya menyatakan kesediaan jadi ketua saja.
Insya Allah tidak ada yang main duit, janji memberi ongkos. Saling menjelekkan apalagi mengakali surat suara pemilihan. PB Harus bisa jadi contoh terhadap warga Al Washliyah lainnya dan organisasi bagian. Bayangkan jika di PB. sudah main curang, bisa rusak seluruh Al Washliyah. Karena nila setitik bisa rusak susu sebelanga.
Jadi muktamar ini seperti memilih imam dalam shalat, terserah jamaah saja. Semua boleh jadi calon imam, nanti jamaah yang menentukan siapa yang paling memenuhi kriteria dan paling disukai, dia yang dipersilakan ke muka jadi imam.
Kalau kita dipilih jamaah, karena dianggap memenuhi kriteria dan disukai, hendaknya jangan menolak, tapi jika ada yang lain yang lebih siap sesuai kriteria AD/ART Al Washliyah, kita pun siap jadi makmum yang baik dan mendukung orang yang terpilih.
Saya tahu bagaimana taktik dan strategi memenangkan dalam suatu persaingan. Tapi karena niat ingin menjadi contoh lebih baik, maka saya pasrahkan kepada Allah SWT. Memang saya belum sempat keliling wilayah Al Washliyah mengenalkan diri, jadi mungkin orang yang baru di Al Washliyah banyak yang belum kenal, tapi kalau sudah takdir Allah, semua akan bisa terjadi.
Tanpa tersasa jarum jam terus bergerak, menunjukkan perbincangan hampir satu jam bersama bakal calon Ketua Umum PB Al Washliyah H.Abdul Mun`im. Dalam suasana penuh keakraban dan kekeluargaan, kabarwashliyah pamit akhir pekan untuk melanjutkan liputan kesibukan menjelang muktamar di kota metropolitan ini.
(esbeem)