BOGOR – Setelah dieksekusi mati Karni Medi Karsim dengan cara ditembak di Penjara Kota Yanbu, Madinah, Arab Saudi, Kamis (16/4) pagi, pukul 14.00 waktu Indonesia Barat, Direktur Migrant Care, Anis Hidayah melontarkan pernyataan menohok.
Pernyataan itu disampaikannya saat unjuk rasa di depan Kedutaan Besar Arab Saudi untuk Indonesia di Jakarta. Anis bertanya apakah masih penting umrah ke Arab Saudi? Pernyataannya ini menuai kritikan dari anak muda Al Washliyah.
“Saya himbau kepada Saudari Anis Hidayah agar tidak menyulut api dalam kondisi sekarang ini. Bijaklah berbicara dan berfikirlah dengan cerdas sebelum mengeluarkan pernyataan di publik,” tegas Aktivis Muda Al Washliyah Affan Rangkuti di Bogor, Sabtu (18/04).
Lanjut Affan, tidak ada kaitannya antara ibadah umrah dengan peristiwa hukuman mati yang terjadi itu. Ibadah ya ibadah, jika keberatan dengan hukuman mati tersebut maka disarankan untuk menempuh cara-cara hukum, bukannya mencoba menarik-narik ibadah dalam hal ini umrah.
“Tolong, jangan buat gaduh”, tukas Affan Rangkuti.
Hal senada pun dikatakan Ketua Gerakan Pemuda Al Washliyah DKI Muhammad Razvi, yang tidak setuju dengan pernyataan Anis Hidayah itu. “Pernyataan itu sungguh provokatif. Seharusnya dia berpikir lebih jernih sebelum melontarkan sesuatu,” katanya di Jakarta.
Ditambahkan M. Razvi, siapapun silahkan protes ke pada Kerajaan Arab Saudi tetapi jangan membuat pernyataan yang memprovokasi sisi keberagamaan umat Islam. “Hal ini bisa menyulut emosi umat Islam,” ingat Ketua GP Al Washliyah ini.
(mrl)