MEDAN – Kekecewaan yang disampaikan HIMMAH (Himpunan Mahasiswa Al Washliyah) dan IPA (Ikatan Pelajar Al Washliyah) terkait kepengurusan PW Al Washliyah Sumatera Utara ditanggapi serius PB Al Washliyah.
Ketua PB Al Washliyah Masyhuril Khamis mengatakan seluruh pengurus PW Al Washliyah yang baru dilantik merupakan orang yang jelas Al Washliyahnya. Hal ini disampaikannya setelah menghadiri Pelantikan Pengurus PW Al Washliyah Sumut, Jumat (20/3) malam di Medan.
Sebelum hijrah ke Jakarta dan menjadi pengurus di PB Al Washliyah, Masyhuril Khamis merupakan pengurus Al Washliyah di Sumut. Sejak mahasiswa mantan Sekjen PB Al Washliyah ini telah berkecimpung di HIMMAH. Terakhir dia sempat menjadi Sekretaris Al Washliyah di provinsi itu. Sehingga dirinya sangat mengenal warga Al Washliyah di daerah itu.
“Saya mengenal semua pengurus. Sedangkan kriteria bukan orang Washliyah itu sulit, apalagi di Sumut,” katanya. Karena bisa saja selama ini dijelaskan Khamis seseorang itu anggota, simpatisan, donatur, atau bapak dan ibunya orang Al Washliyah. “Jadi sulit kalau itu (dibilang bukan orang Al Washliyah),” terang Ketua PB Al Washliyah bidang dakwah melalui ponselnya.
Namun Khamis tidak menafikan bila kader HIMMAH atau IPA ada yang tidak masuk di kepengurusan. Tetapi dari seluruh nama yang masuk di jajaran PW Al Washliyah Sumut sekitar 40% merupaka kader HIMMAH. “Kalau mau hitung-hitungan dari jumlah pengurus PW Al Washliyah Sumut, 30 – 40% itu (kader) HIMMAH. Ketua dan sekretaris (PW Al Washliyah) itu pimpinan HIMMAH di zamannya,” terangnya yang juga mantan pengurus HIMMAH.
Sebagai organisasi yang mengedepankan intelektualitas dan keilmuan, semua yang disampaikan HIMMAH dan IPA diharapkan berdasarkan data terkait jumlah kader dan kualitasnya. Namun Khamis mempersilahkan organisasi bagian melakukan kritik yang membangun. “Intinya kritik itu perlu tapi harus ada solusi yang objektif,” tandasnya.
Khamis tidak mempermasalahkan latar belakang personil yang duduk di Al Washliyah. Yang jelas dia merupakan warga dari organisasi yang telah berusia 84 tahun itu. Bahkan dia mencontohkan personalia di pengurus besar saja banyak yang tidak pernah mengikuti kader formal. “Tapi mereka masuk dalam aktivitas organisasi. Ya itulah memang kondisi kita,” imbuhnya.
Terkait dengan pengurus HIMMAH yang tidak masuk hanya soal kualifikasi. Organisasi kader itu diminta untuk melakukan evaluasi kenapa pengurus HIMMAH belum dilirik. Bisa jadi ada yang perlu diperbaiki di dalam organisasi. “Mungkin sebaiknya adik-adikku ini perlu melakukan kajian strategis bagaimana agar HIMMAH bisa lebih eksis dan dapat menentukan arah Al Washliyah ke depan. kita senior siap untuk diskusi,” terang Khamis.
(mrl)