JAKARTA – Susunan kepengurusan Pimpinan Wilayah Al Washliyah Sumatera Utara hasil Muswil ke 14 menuai protes keras. Ketua terpilih dan formatur dinilai mengabaikan kader-kader potensial Al Washliyah di provinsi itu. Seharusnya kader Al Washliyah diberikan prioritas untuk duduk di kepengurusan bukan orang luar. Demikian protes yang dilontarkan Ketua Umum Pimpinan Pusat Himpunan Mahasiswa Al Washliyah (PP HIMMAH) Aminullah Siagian, Jumat (20/3) di kantor PB Al Washliyah, Jakarta Pusat.
HIMMAH menurut Aminullah sangat kecewa dengan komposisi pengurus PW Al Washliyah Sumut di bawah kepemimpinan ketua Prof. Syaiful Akhyar Lubis dan Isma Fadli Ardia Pulungan Sebagai sekretaris. Kekecewaan Mahasiswa Al Washliyah ini lantaran banyak nama-nama yang bukan kader Al Washliyah dan tidak pernah ber-Washliyah, tetapi mendapatkan posisi penting. Posisi penting yang dimaksud adalah duduk di kepengurusan harian Al Washliyah Sumut.
Padahal di Sumut, menurutnya sangat banyak kader-kader potensial yang pantas masuk jajaran pengurus harian. “Al Washliyah di Sumut itukan lumbungnya kader, kenapa para kader potensial tidak diprioritaskan?” imbuh Aminullah yang asli kader HIMMAH Sumut. Apalagi naiknya Prof. Syaiful Akhya berkat kerja keras organisasi bagian yang merupakan penghasil kader di Al Washliyah.
Dia melihat kondisi ini tidak sehat bagi perkembangan organisasi yang besar di provinsi itu. Apalagi bila ternyata, tidak masuknya kader inti Al Washliyah karena masalah dukung mendukung calon ketua di Muswil lalu. ”Hanya karena persoalan dukung mendukung, yang memang kader di habisi, tetapi yang tidak jelas Washliyahnya malahan dijadikan pengurus inti,” tuturnya.
Menurut Ketum HIMMAH ini, kepemimpinan Al Washliyah di bawah komando Prof. Syaiful Akhyar seharusnya dapat mengakomodir semua kader Washliyah meskipun pada Muswil yang lalu mereka tidak mendukungnya. Profesor harus bisa menyatukan semua potensi kader yang ada di bawah kepemimpinannya. Namun kenyataannya sangat disayangkan, banyak kader yang bagus tapi tidak diakomodir.
Yang jelas kata Aminullah, ada beberapa kader militan yang pantas duduk di jajaran pengurus harian di organisasi terbesar di Sumut itu seperti Milhan yang kini menjabat Purek 3 UMN, Ismed Batubara, Rahmad Jamil, Syahbela Siagian, Alimnur Nasution. “Dan banyak lagi kader HIMMAH serta IPA yang potensial namun tidak dimasukan di pengurus harian,” ungkapnya.
Harus diketahui jelas Aminullah, di antar para kader yang tidak lagi dimasukkan dalam komposisi kepengurusan banyak juga kader terbaik di dalamnya. Untuk itu HIMMAH meminta Pengurus Besar Al Washliyah melakukan evaluasi terhadap susunan pengurus Al Washliyah sebelum menerbitkan SK Kepengurusan.
(rilis/mrl)