MEDAN – Warga Al Washliyah Sumut telah memiliki pemimpin baru yaitu Prof. Saiful Akhyar Lubis, MA. Beliau baru saja mendapat amanah dari Washliyin dalam Muswil ke 12 Al Washliyah di Labuhanbatu pada 15 Februari lalu untuk memimpin organisasi itu. Banyak harapan yang disandangkan di pundak Guru Besar UIN Sumut tersebut.
Apa saja yang akan dibuatnya untuk Al Washliyah Sumut selama empat tahun ke depan. Bagaimana ia membina organisasi dan membawa organisasi ini hingga bisa meraih kembali kejayaannya di Sumut. Lalu apa sikapnya dengan dunia politik?
Berikut wawancara wartawan kabarwashliyah.com M. Razvi dengan Ketua PW Al Washliyah Sumut Prof. Saiful Akhyar Lubis, MA di Univeritas Muslim Nusantara Al Washliyah Medan.
Apa rencana yang akan profesor lakukan untuk Al Washliyah Sumatera Utara selesai Muswil?
Prinsipnya kita akan melakukan program yang sudah ada, dari sejak pendiri Al Washliyah canangkan dan kerjakan. Kita akan membenahi pendidikan kita, meningkatkan kualitasnya, mengembangkannya. Dan meningkatkan kualiti program dakwah dan sekaligus ingin meningkatkan kualitas amal sosial.
Apakah ada prioritas dari tiga hal itu?
Paling tidak tiga bidang ini akan menjadi prioritas. Tetapi mungkin dalam skala yang boleh kita pilah-pilah mana yang harus didahulukan untuk melihat kepentingannya. Tetapi kita tidak bisa menyatakan di antara yang tiga ini tidak prioritas.
Bagaimana dengan konsolidasi internal?
Sudah pasti. Karena kita merasa bahwa apa pun harus kita lakukan. Dimulai dari konsolidasi. Bahkan kita akan berupaya bagaimana mengkonsolidasi organisasi ini dari tingkat yang paling bawah. Seperti misalnya kita ingin mendata kembali secara lebih akurat warga Al Washliyah. Dari mulai jumlah, peranan dan sebagainya. Dari mulai tingkat yang paling bawah sampai tingkat wilayah.
Bagaimana Al Washliyah Sumut akan berpolitik ke depannya?
Saya kira secara hukum itu sudah ada ketentuannya di AD/ART. Bagaimana Al Washliyah berkontribusi dalam kehidupan politik, tetapi saya melihat bahwa memang kekuatan dari komponen-komponen yang ada ini harus bisa memberikan kontribusi sebesar-besarnya terhadap perjuangan Al Washliyah.
Apa artinya akan lebih cenderung berpolitik?
Saya tidak mengatakan cenderung dan tidak cenderung. Tetapi kita perlu pada momen-momen yang tepat. Karena warga Al Washliyah punya potensi yang beragam. Pasti tidak kita hindari ada yang menjadi politikus. Kita ingin politikus ini membesarkan Al Washliyah.
Terkait struktur, apakah orang-orang politik akan masuk ke dalam struktur PW Al Washliyah?
Kita ada tujuh orang formatur. Tujuh orang ini akan bermusyawarah dan bermufakat untuk menetapkan siapa-siapa yang paling baik untuk kita dudukan dalam formasi kepengurusan.
Apakah peluang untuk politisi masih ada?
Semua peluang masih ada. Tetapi kita melihat dari sisi yang berbeda.
Apa yang dilakukan terhadap pihak yang tidak mendukung bapak pada saat di Muswil lalu?
Sesuai dengan prinsip Al Jam’iyatul Washliyah adalah menghubungkan yang berserak, bukan menyerakan yang sudah terhubung. Saya kira itu sudah tegas.
Terkait Muktamar Al Washliyah yang sebentar lagi dilaksanakan, seperti apa harapan Al Washliyah Sumut?
Pasti Pengurus Besar Al Washliyah punya keinginan yang sudah dikonsep untuk bisa berhasil di muktamar. Pada dasarnya kita akan memberikan kontribusi bagaimana muktamar itu bisa sukses, sesuai dengan harapan semua warga Al Washliyah.
Bagaimana pembinaan terhadap organ bagian?
Ada aturan yang sudah baku selama ini. Itu yang akan tetap dilakukan sebagai pedoman. Bagaimana kita bisa memerankan organ bagian dan bagaimana seharusnya organ bagian berperan dalam Pimpinan Wilayah Al Washliyah. Secara organisasi pasti sudah ada ketentuan tersendiri. Organ bagian mengurusi organ bagian sendiri. Tetapi ada suatu kerja yang bisa bersinergis. Kita harapkan sinergi itu bisa kita bina dan itu yang seharusnya kita bangun. Bila tidak maka kita akan lemah.
Apakah organ bagian nanti akan merasa kantor PW Al Washliyah sebagai rumahnya sendiri?
Sudah pasti. Karena memang itulah tempat kita bernaung dan sebagai center of activity.[]