LABUHANBATU – Keberadaan organisasi Islam Al Washliyah sudah sejak lama dirasakan sepak terjangnya oleh umat Islam Indonesia. Berdiri pada 1930 maka Al Washliyah turut dalam merebut kemerdekaan Indonesia dan mensyiarkan ajaran Islam. Dengan mengambil spirit dari surat As-Shaf ayat 10 dan 11, para pendiri Al Washliyah mendiri organisasi ini untuk ladang berjihad. Demikian disampaikan Ketua Umum Pengurus Besar Al Washliyah Dr. Yusnar Yusuf, MS pada pembukaan Musyawarah Wilayah XII Al Washliyah Sumatera Utara, Jumat (13/2) malam di Asrama Haji Rantau Prapat, Labuhanbatu.
Menurutnya salah satu bukti eksistensi Al Washliyah diakui umat Islam adalah dengan dikeluarkannya ke putusan Majelis Islam A’la Indonesia (MIAI) agar membentuk lembaga penyiaran Islam. “Majelis Islam A’la Indonesia (MIAI) menunjuk Al Washliyah untuk membentuk lembaga penyebaran Islam di Sumatera yang ketika itu disebut Zending Islam,” kata Yusnar dihadapan peserta Muswil.
Bahkan diterangkannya, keputusan MIAI ini lalu diperkuat dalam Kongres Umat Islam Indonesia (KUII) pertama pada 7-8 November 1945 di Yogyakarta. Dalam Kongres KUII ke I itu juga diputuskan membentuk Partai Islam Masyumi. Dan Al Washliyah turut membidaninya. “Ketika itu jumlah umat Islam 60 juta jiwa. Dan diminta untuk berjihad fisabilillah menentang penjajahan,” imbuhnya.
Dalam kesempatan itu, Yusnar Yusuf menegaskan kepada kader Al Washliyah untuk tidak alergi terhadap politik. “Kita tidak boleh alergi dengan politik tetapi kita juga tidak boleh dikendalikan politik,” tegasnya yang disambut tepuk tangan hadirin. Politik hari ini dinilainya masih sangat strategis bagi umat Islam dan tidak boleh ditinggalkan.
Umat Islam di mata Yusnar yang juga qori internasional, saat ini sangat lemah dalam bidang politik. Untuk itu umat Islam dan khususnya warga Al Washliyah harus kuat dalam bidang politik. Tidak hanya di bidang politik, warga Al Washliyah harus baik di segala sektor. “Peran politik, ekonomi dan sosial budaya umat Islam harus diperkuat,” tuturnya.
Di tempat yang sama Ketum PB Al Washliyah ini mengimbau kepada warga Al Washliyah untuk peduli terhadap pendidikan di keluarga. Setiap keluarga Al Washliyah harus mampu mencetak seorang sarjana minilai S1. Kedepan diharapkannya banyak lahir dari keluarga Al Washliyah yang bergelar doktor atau lulus strata 3. “Minimal 1% warga Al Washliyah begelar doktor,” harap orang nomor satu di organisasi berlambang bulan sabit bintang lima itu yang membuka Muswil Al Washliyah Sumut secara simbolis.
(mrl)