LABUHANBATU – Perbedaan pendapat dalam sebuah organisasi merupakan suatu yang biasa. Sikap pro dan kontra adalah suatu fenomena gejala sosial yang wajar dalam sebuah demokrasi. Demikian disampaikan Ketua Pimpinan Wilayah Al Washliyah Sumut Hasbullah Hadi dalam acara Muswil Ke 12 Al Washliyah Sumut pada Jumat (13/2) malam di Asrama Haji Rantau Prapat, Labuhanbatu.
Namun perbedaan pendapat itu harusnya lahir secara alamiah jangan direkayasa. “Asalkan saja perbedaan pendapat itu jangan dipolitisir serta digiring dan diolah dengan berbagai intrik dan tekanan, sehingga akhirnya menjadi sebuah perpecahan,” ujarnya di hadapan ratusan warga Al Washliyah yang hadir dari seluruh Sumut.
Ditekannya Hasbullah bahwa sebuah perbedaan bila dikelola dengan baik maka akan menghasilkan persamaan. “Marilah kita kelola sebuah perbedaan pendapat menjadi sebuah kebersamaan, dengan cara menemukan titik-titik persamaannya, jangan menonjolkan titik perbedaannya,” ungkapnya.
Hasbullah juga mengingatkan peserta muktamar bersikap baik dan sopan santun serta tidak menyebarkan fitnah. Karena fitnah itu lebih kejam dari pembunuhan. Al Qur’an telah melarang umat Islam melakukan fitnah.
Ketua Washliyah Sumut ini menyampaikan sebuah ayat Qur’an surat Al Qalam ayat 10 dan 11 yang artinya, “Dan janganlah kamu ikuti setiap orang yang banyak bersumpah lagi hina, yang banyak mencela, yang berjalan kian kemari dengan menghamburkan fitnah.” Dikatakan Hasbullah, Islam melarang untuk mengikuti tukang fitnah bahkan diperintahkan kita untuk melawan orang yang tukang fitnah.
(mrl)
About Author
