Oleh: Abdul Mun’im.
TULISAN ini sebuah wacana dan pandangan dalam rangka mencari jalan keluar hadapi problem jelang Muktamar ke 21 Al Washliyah di 2015.
Ukhuwah Islamiyah itu digambarkan ibarat satu tubuh. Jika ada bagian tubuh yang sakit, maka seluruh tubuh yang lain ikut merasakannya. Ikut prihatinkah kita warga Al Wasliyah dan semua organ bagian dan badan-badan lainnya melihat panitia Muktamar sedang sedang terseok-seok karena kesulitan dana untuk menyelenggarakan Muktamar?
Satu sisi panitia ingin merubah citra yang selalu terjadi selama ini, setelah habis bergembira berukhuwah dalam muktamar, yang tersisa adalah hutang. Panitia menjadi penyumbang untuk dana awal Muktamar yang akan datang.
Sungguh memprihatinkan di saat-saat niat baik itu diwacanakan, panitia menghadapi kesulitan dana karena kontribusi dari pemerintah untuk kegiatan itu tidak lagi dapat diandalkan, malah kadang ada kesan menyedihkan.
Orang tua kita selalu menasehatkan, kalau ada kemauan ada seribu satu jalan, jika tidak ada kemauan ada seribu satu alasan. Kita harus optimis bahwa setiap persoalan ada jalan keluarnya. Tak ada rotan akarpun jadi. Bahkan di Washliyah kita diajarkan ibda’ binafsik, kita mulai dari diri sendiri.
Ya, kita mulai dari diri sendiri. Kita lirik potensi sendiri. Saatnya semua pihak turun ikut bertindak insya Allah dana Muktamar akan surplus, dan dipertanggungjawabkan secara terbuka, dan insya Allah tidak ada orang yang melobangi kapal yang lagi berlayar.
Kita punya pengurus dan anggota Al Wasliyah se-Indonesia dari pusat sampai tingkat Ranting, targetnya akan memasukkan dana 20 persen ke panitia. Ada 7 organ bagian target 30 persen. Perguruan Tinggi, ada unsur pimpinan, dosen, pegawai dan mahasiswa target 40 persen. Ada sekolah umum dan madarasah ada pimpinan guru dan murid serta orang tua murid target 30 persen. Ada Anggota DPR, pejabat, pengusaha, simpatisan, dan lain-lain target 30 persen. Dari peserta Muktamar 10 persen dan lain-lain 5%. Jumlah 165 persen (surplus).
Proses mendapatkan dana ada langsung dana segar, ada melalui penjualan stiker, kalender, baju kaos berlogo muktamar, penjualan barang souvenir saat muktamar berlangsung, dan lainnya.
Setiap kelompok baik organisasi, Perguruan Tinggi dan lainnya boleh membuat komite penggalangan dana yang diawasi oleh Pimpinan Daerah Al Washliyah yang dilaporkan secara transparan.
Tiap kelompok boleh membuat sejenis bazar amal atau bentuk lain seperti mencetak logo muktamar untuk kaos, stiker dan barang-barang souvenir lainnya untuk dijual. Hasilnya serahkan kepanitia setelah dikurangi biaya modal dan operasional. Jika semua lebih banyak bekerja dari berbicara dalam penggalangan dana ini, insya Allah tidak akan menghambat, tapi menambah inisiatif untuk mencari jalan keluar. Insya Allah panitia kali ini dapat menyisihkan dana untuk dana awal Muktamar 5 tahun ke depan.
Ini sekedar wacana, jika disetujui segera kita bertindak. Waktu sudah semakin dekat. Jika terlambat akan tergilas. Ini silaturrahim akbar yang harus mendatangkan kebahagiaan sebesar-besarnya buat seluruh keluarga besar Al Washliyah dan sahabatnya, para simpatisan dan pemerintah.
Jika kita memiliki keprihatinan yang sama dan ingin memberikan kontribusi sebagai bentuk partisipasi bagi pelaksanaan Muktamar Al Washliyah, kiranya dapat menghubungi panitia untuk menghimpun dana keperluan muktanar dimaksud ke alamat Jl. Ahmad Yani No. 41 Cempaka Putih Timur, Jakarta Pusat.
Orang bijak mengatakan. Jika sama tempat berpijak akan sama pula pemandangan yang tampak. Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing. Demikian sekedar ikut sumbang saran untuk menyukseskan Muktamar Al Washliyah.
Penulis adalah Ketua PB Al Washliyah.