Bagian Pertama.
Oleh H. Abdul Mun’im, SH, MH.
ALHAMDULILLAH, panitia sudah siap melaksanakan Muktamar Al Washliyah ke 21 yang insya Allah diadakan pada 22 April 2015, di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta. Waktunya sudah semakin dekat tinggal sekitar 3 bulan lagi. Karena itu panitia kelihatan bekerja lebih intensif, baik Steering Comittee maupun Organizing Committee.
Pada rapat persiapan panitia yang diadakan Rabu 21 Januari 2015, dipimpin langsung Ketua Umum PB Al Washliyah H. Yusnar Yusuf, telah dilaporkan bahwa surat pemberitahuan kepada Pimpinan Wilayah dan Pimpinan Daerah Al Washliyah sebagai peserta muktamar sudah mulai diedarkan.
Tentu para peserta sudah lama menunggu-nunggu pemberitahuan tersebut dan akan siap menghadiri perhelatan akbar, forum silaturrahim terbesar Al Washliyah yang diadakan lima tahun sekali, dengan penuh semangat dan antusias yang tinggi.
Tentu tak satupun warga Washliyah yang mau melewatkan acara perjalanan sejarah Al Washliyah yang beranjak ke 85 tahun ini. Apalagi mereka yang sudah mendarah daging dalam dirinya Al Washliyah, namun karena keterbatasan kemampuan panitia untuk menampungnya, maka peserta muktamar hanya dapat dihadiri oleh wakil dari pimpinan Wilayah dan Pimpinan Daerah Al Washliyah saja. Diperkirakan peserta akan mencapai 800 orang.
Panitia berharap dalam waktu secepat mungkin akan diperoleh konfirmasi kehadiran peserta, untuk dapat menyiapkan fasilitas yang diperlukan selama muktamar berlangsung. Panitia bertekad untuk melaksanakan muktamar dengan cara yang sederhana. Dalam aktifitasnya tetap menjaga kualitas muktamar dengan baik dan dengan semangat kemandirian, independensi dan kekeluargaan. Konsekuensinya, semua pihak dilingkungan internal Al Washliyah siap turun tangan untuk membantu pendanaannya.
Kembali ke Akhlak Mulia
Muktamar ke 21 ini sebagaimana yang sudah terjadi pada muktamar ke 20 adalah muktamar yang bersih, santun, jauh dari sifat amarah dan kebencian, jauh dari sifat dengki dan penghianatan serta menunjukkan akhlaqul karimah.
Insya Allah muktamar kali ini tidak akan terdapat politik uang untuk merebut kedudukan. Tidak diberikan kedudukan itu kepada orang yang memintanya, tapi diberikan kepada orang yang dianggap pantas, mampu dan disukai oleh para pemilih yang memiliki hak suara dan yang dipilih ikhlas berjuang.
Muktamar tidak sekedar mencari figur ketua umum dan sekretaris jenderal, tetapi sejak jauh hari ingin disiapkan SDM yang kuat dalam mengisi setiap majlis, agar tercipta suatu kepemimpinan pengurus besar yang berkualitas, berwibawa dan mampu duduk sejajar dengan ormas Islam lainnya. ***