MEDAN – Pernyataan Ketua Ikatan Pelajar Al Washliyah (IPA) Kota Medan yang telah menyebut dua nama calon Ketum IPA dianggap bukan pernyataan resmi organisasi. Apa yang disampaikan Rahmat sebagai Ketua IPA Medan dengan tegas dibantah sekretarisnya Amri. Menurutnya apa yang disampaikan ketuanya merupakan pernyataan pribadi. Karena hingga kini organisasi pelajar tersebut belum melakukan pembicaraan secara organisasi untuk mencalonkan nama tertentu.
“Untuk saat ini IPA Kota Medan belum ada pembicaraan khusus tentang muktamar,” terangnya pada Senin (12/1) malam di Medan. Sehingga tidak tepat mengeluarkan nama caketum. Dia menegaskan ketidaksetujuannya dengan yang disampaikan Ketua IPA Medan tersebut yang telah menyebut dua nama calon Ketum dari IPA Medan. Sekretaris PD IPA Medan ini juga menegaskan bahwa organisasinya akan melaksanakan rapat pimpinan untuk membahas siapa yang pantas dicalonkan menjadi Ketum di muktamar nanti.
Saat ini dijelaskan Amri, IPA Medan sedang melakukan konsolidasi internal dengan membenahi IPA di tingkat kecamatan. Hal ini lebih utama dibanding mengeluarkan nama-nama kandidat Ketum IPA. “Kita lebih terfokus pada pembentukan cabang-cabang di kecamatan yang ada di Kota Medan,” katanya. Terkait pembahasan bakal calon Ketum IPA akan ada forum khusus untuk membahas soal itu.
Sekretaris Pelajar Al Washliyah Medan ini berharap pada muktamar yang akan di laksanakan nanti dapat menghasil Ketum IPA yang mampu membawa organisasi ke arah yang lebih baik. Bila dilihat dari nama-nama yang muncul ia mengatakan bahwa semua bisa maju untuk menjadi calon Ketum. Namun harus mengacu kepada ketentuan dan memenuhi persyaratan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) IPA.
“Diantara persyaratan itu adalah jenjang kaderisasi yang harus jelas,” ungkapnya. Masalah kaderisasi ini merupakan ketentuan yang tidak bisa ditawar lagi. Amri mengkhawatirkan bila muncul calon yang bukan dari kader maka akan berpengaruh pada pimpinan yang ada di bawahnya. Untuk wilayah Sumut dan khususnya Medan banyak kader yang memiliki potensi untuk menjadi calon Ketum.
Para kader IPA itu dianggapnya mampu mengembangkan organisasi dan membawa perahu IPA terus hidup di tengah umat hingga zaman berzaman. Diingatkannya, IPA merupakan organisasi kader seperti organisasi kader lainnya. “Kalau bukan kader maka sebaiknya jangan maju, sebaiknya sadar diri saja dari pada nanti akhirnya lari malam,” sindir kader muda Washliyah ini.
(mrl)