Washliyah: Pesta Malam Tahun Baru Bukan Budaya Islam

JAKARTA – Ketua Majelis Amal Sosial Pengurus Besar Aljam`iyatul Washliyah (PB Al Washliyah), H.Syamsir Bastian Munthe, mengimbau umat Islam Indonesia tidak menyambut pergantian tahun miladiyah dengan hura-hura, tapi hendaknya disambut dengan kegiatan-kegiatan yang sarat dengan nilai-nilai ibadah.

“Kegiatan hura-hura, tiup terompet dan bedagang sampai pagi di tempat terbuka, sangatlah tidak terpuji. Karena perbuatan yang demikian bukanlah budaya Islam,” jelas Syamsir kepada kabarwashliyah.com di Jakarta, Rabu (31/12/2014).

Sebaiknya, pergantian tahun dijadikan wahana koreksi diri. Sejauh mana amal ibadah selama setahun. Kemudian ke depan mempersiapkan diri memasuki tahun baru.  Bukan pesta pora dengan kegiatan mubazir, seperti menggelar pesta kembang api, bedagang sampai pagi, joget dan hura-hura, apalagi mabok-mabokan. Jika dihitung matematis, sangat besar finansial yang dikeluarkan, padahal lebih baik digunakan untuk kegiatan bermanfaat.

“Sungguh sangat aneh, setiap ganti tahun miladiyah, suasananya hiruk pikuk di mana-mana. Hampir semua mengarah kepada kegiatan berfoya-foya, padahal Indonesia ini lebih banyak dihuni umat Islam. Apakah ini menunjukkan telah pergeseran nilai-nilai Islam kepada kehidupan glamour?”

Pada sisi lain, Mantan Wakil Sekjen PP Himpunan Mahasiswa Al Washliyah (PP Himmah) dan anggota PB Al Washliyah, periode muktamar ke-19, Syamsir mengingatkan betapa derasnya pengaruh dunia materialis dan liberalisme dalam kehudupan kehuarga muslim Indonesia.

“Coba perhatian, di saat malam ganti tahun, lebih ramai di masjid atau di lapangan terbuka. Anehnya, anak-anak keluarga muslim diajari meniup terompet, padahal ini bukan budaya Islam.”

Ketika ditanya soal Provinsi Aceh melarang penduduknya untuk merayakan Malam Tahun Baru, Syamsir sangat mendukung. Dengan demikian pergantian tahun tidak diwarnai dengan kegiatan hingar bingar.

Banda Aceh dengan ikon kota Masjid Raya Baiturrahman itu, akan melewati malam pergantian tahun 2014 ke 2015 tanpa kegiatan apapun, utamanya yang bernuansa malam tahun baru.

Pemerintah Kota Banda Aceh menyerukan kepada seluruh elemen masyarakat untuk melewatkan malam tersebut tanpa ada kegiatan apapun yang bernuansa tahun baru. Bahkan, melewati tahun baru dengan berzikir, membaca Alquran, dan ceramah di malam tersebut, pun juga dilarang.

(esbeem)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *