JAKARTA – Malam Tasyakur HUT ke 84 Al Washliyah yang diadakan PB Al Washliyah pada 28 November 2014 mengungkapkan banyak cerita masa lalu tentang tokoh Al Washliyah. Salah satu generasi penerus yang sempat bertemu dengan para ulama Al Washliyah adalah Ketum PB Al Washliyah saat ini Dr. Yusnar Yusuf, MS. Dalam sambutannya, ia memaparkan kedekatannya dengan tokoh Al Washliyah yang sebagian besar adalah gurunya.
Sejak di Medan, Ketum PB Al Washliyah itu sudah akrab dengan para pendiri Ormas Islam yang lahir di Medan, Sumut. Yusnar mengaku pernah belajar agama dengan Rivai Abdul Manaf. Dia pun pernah menimba ilmu dengan Umar Ya’cub Nasution pengarang lagu Mars Al Washliyah yang kala itu sebagai imam besar masjid Agung Medan lalu kepada Bahrum Ahmad.
Bahkan bila Ustadz Muhammad Arsyad Thalib Lubis ingin menyampaikan pidato dirinya suka dipanggil dan disuruh duduk dekatnya untuk mendengarkan pidato salah satu pendiri Al Washliyah itu. Yang menarik adalah ketika acara muktamar Al Washliyah di Pekanbaru, Riau pada 1979 dirinya ditugasi mengawal para ulama yang hadir di acara tersebut. Tugas itu diberikan ulama Al Washliyah Bahrum Jamil selama perhelatan muktamar.
“Saya diminta mengawal ulama-ulama Al Washliyah selama muktamar di Pekanbaru. Tugas saya bahkan hingga mengangkat koper mereka ketika akan naik ke pesawat,” terang Yusnar di depan pengurus Al Washliyah. Selama muktamar itu juga dirinya diminta untuk menemani Bahrum Jamil tidur sekamar. Kejadian itu tidak pernah dilupakannya meski telah berlangsung 30 tahun lebih.
Sosok Bahrum Jamil menurutnya adalah seorang orator yang ulung. Mantan Ketum PB Al Washliyah itu diterangkan Yusnar, bila hendak tampil menyampaikan pidato selalu tampil lebih dahulu di depan cermin. “Apa yang akan disampaikan ketika berpidato maka disampaikan dulu di depan cermin. Itulah sosok Bahrum Jamil,” ingatnya.
Diceritakan orang nomor satu Al Washliyah itu, bahwa tokoh-tokoh dan ulama Al Washliyah bila berbicara selalu menggunakan kaidah-kaidah yang jelas. Entah itu kaidah fiqih ataupun kaidah sorof. Apa yang mereka sampaikan selalu memiliki makna yang tinggi. “Itulah ulama-ulama Al Washliyah,” kagumnya.
(mrl)