JAKARTA – Pendiri Organisasi Aljam`iyatul Washliyah (Al Washliyah) belum ada yang mendapat gelar pahlawan nasional, padahal andilnya dalam pembangunan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sudah terpatri sejak zaman prakemerdekaan RI.
“Sakit hati ini melihat kurangnya perhatian pemerintah terhadap pejuang, tokoh dan pendiri Al Washliyah. Sampai sekarang belum ada yang memperoleh gelar pahlawan nasional,” kata Ketua Majelis Amal Sosial PB Al Washliyah, H.Syamsir Bastian Munthe, di Jakarta, Minggu (9/11/2-14).
Menurut Syamsir, seperti biasa menjelang 10 November Hari Pahlawan, pemerintah memberi penghargaan dan anugerah pahlawan nasional kepada puluhan tokoh masyarakat dan ormas. Namun dari kalangan Al Washliyah, seakan dilupakan oleh pemerintah. “Menurut catatan saya, belum satu pun pendiri, tokoh Ormas Islam Al Washliyah yang mendapat penghargaan atau gelar pahlawan nasional,” jelas Syamsir.
Yang bikin dia cemburu, penghargaan dan gelar pahlawan nasional oleh Ormas tertentu dapat gelar pahlawan nasional. Kalau dihitung-hitung dari sepakterjangnya, pendiri Al Washliyah tidak kalah penting peranannya di negara ini. Misalnya, H.Ismail Banda, H.Abdurrahman Syihab dan H.Arsyad Thalib Lubis dan lain-lainnya.
“Pemerintah tidak mau jemput bola, sifatnya menunggu. Tidak mau mempelajari sejarah, tolong dibaca sejarah diplomat H.Ismail Banda di Kementerian Luar Negeri, betapa banyak andilnya dalam diplomasi di timur tengah pada saat kemerdekaan RI. Tapi fakta sejarah ini seakan diabaikan oleh aparatur negara,” kata Syamsir dengan kecewa.
Mantan Wakil Sekjen Pimpinan Pusat Himpunan Mahasiswa Al Washliyah (PP Himmah) dan Bendahara PP Gerakan Pemuda Al Washliyah (PP GPA) ini, mengingatkan pemerintah untuk lebih proaktif dan melakukan pembinaan seimbang terhadap keberadaan Ormas Islam. “Jangan samakan kami (Washliyah) dengan LSM atau Ormas yang baru berdiri kemarin. Washliyah sudah berusia 83 tahun dan usia ini menunjukkan bahwa Washliyah lebih tua dari usia Kemerdekaan RI.”
(rilis/esbeem)
About Author
