BANDUNG – Momentum Tahun Baru Islam 1436 Hijriyah yang jatuh pada hari ini dimanfaatkan pengurus Al Washliyah Bandung, Jawa Barat untuk meresmikan bangunan madrasah. Bangunan Madrasah Al Washliyah Bandung yang baru itu diharapkan mampu menanamkan nilai-nilai keislaman bagi peserta didik. Karena madrasah merupakan lembaga penghasil generasi bangsa yang memiliki pemahaman tauhid yang baik dan akhlak mulia.
Tahun Baru Islam sangat erat dengan hijrah Nabi Muhammad Saw. Hijrah yang dilakukan Rasulullah adalah sebuah jihad untuk melanjutkan risalah Allah. Para sahabat nabi dari Makkah (kaum muhajirin) telah berkorban dengan meninggalkan harta benda serta keluarga. Hal ini dilakukan karena ingin selalu bersama Rasulullah Saw. Inilah sekilas makna dari hijrah Nabi Muhammad dari Makkah ke Madinah yang disampaikan Ketua Pengurus Besar Al Washliyah Masyhuril Khamis dalam acara Tablig Akbar Tahun Baru Islam 1436 Hijriyah pada Sabut (25/10) di Bandung, Jawa Barat.
Dikatakannya, bila para sahabat nabi rela berpisah dengan keluarga dan hartanya, bagaimana dengan kondisi umat Islam saat ini. “Bagaimana dengan kita hari ini? Apakah kita sudah berani mengorbankan harta, tenaga demi membela agama Allah?” tanya Khamis dalam ceramahnya di hadapan jamaah yang merupakan wali murid Madrasah Al Washliyah di jalan Kemuliaan Bandung.
Lebih lanjut dikatakan mantan Sekjen PB Al Washliyah itu, sahabat yang ada di Madinah memiliki sifat yang dermawan. Penduduk Madinah (kaum anshor) dengan rela mengorbankan harta yang dimiliki untuk diberikan kapada kaum muhajirin. Begitulah persaudaraan muslim saat itu yang dibangun. Sementara kondisi umat Islam sekarang memiliki sifat individualistis.
Foto: Gedung Madrasah Al Washliyah Bandung yang baru diresmikan pada 1 Muharram 1436 Hijriyah.
“Bagaimana dengan kita yang saat ini sudah hidup nafsi-nafsi. Karenanya jadikan momentum (muharram) ini untuk perbaikan diri, keluarga dan masyarakat kita,” pesan dai Al Washliyah itu di hadapan sekitar 300 jamaah yang mayoritas adalah Muslimat Al Washliyah. Ditambahkannya, didiklah anak dengan pendidikan akhlak dan tauhid. “Insya Allah (pendidikan itu) menjadi program wajib Al Washliyah di sekolah ini,” tutur Khamis.
Sementara ulama sepuh Al Washliyah Jawa Barat KH. Afifuddin A Muin berpesan kepada jamaah untuk membentuk generasi yang mau berpikir demi kemajuan Islam. “Yakinlah bila anak-anak kita hidup beraqidah mereka akan sejahtera dan dimuliakan Allah Swt,” katanya.
KH. Afifuddin sempat menyampaikan wasiat dari pendiri Al Washliyah yang merupakan gurunya yaitu Ustadz H.M. Arsyad Thalib Lubis untuk mendirikan lembaga pendidikan. Dikatakannya seorang ulama sebaiknya bisa mendirikan madarasah. “Sebab (pendidikan) itu yang akan menjadi pelanjut ke depan,” ungkapnya.
(mrl)