MEDAN – Perguruan Tinggi Al Washliyah harus bangkit dan bergegas mengejar ketertinggalan sehingga menjadikan perguruan tinggi yang berkualitas. Sudah saatnya Universitas Muslim Nusantara (UMN) Al Washliyah meraih kejayaannya. Karena perguruan tinggi milik Al Washliyah itu telah berjalan sesuai dengan jalurnya. Demikian dikatakan Ketua Umum Pengurus Besar Al Washliyah Dr. Yusnar Yusuf, MS dalam acara wisuda mahasiswa Universitas Muslim Nusantara (UMN) Al Washliyah pada Rabu (22/10) di Medan.
“Perguruan Tinggi Al Washliyah sudah bergerak on the track dan professional dengan merujuk kepada prinsip dan karakteristik Islam,” katanya. Profesionalisme pendidikan sudah sepatutnya tunduk dan patuh kepada ajaran Tuhan dan aturan yang berkembang sesuai kemajuan zaman.
Menurutnya sangat tepat apa yang telah dirumuskan pendiri Washliyah 84 tahun lalu. Para pendiri organisasi ini telah menjadikan pendidikan sebagai amal usahanya. “Bahwa pendidikan menjadi program utama Al Washliyah,” terang Yusnar Yusuf. Ditambahkannya, berbagai perubahan masyarakat atau social engenering berproses sesuai dengan zamannya.
Pada konteks pemikiran, Al Washliyah berada pada garda terdepan untuk menafsirkan ajaran Islam serta mengaktualisasikannya ke dalam kehidupan sehari-hari. “Hari ini Al Washliyah sudah mampu menerapkan aksioma dan teori astronomi dengan menerbitkan kalender Islam yg diakui secara nasional,” tutur orang nomor satu di Al Washliyah itu.
Karenanya, untuk menggapai cita-cita pendidikan yang paripurna diperlukan manhaj atau metodologi yang baik. Tidak hanya itu, visi dan misi pendidikan tinggi yang modern harus menjadi hal utama. “Serta berorientasi kepada masa depan berdasarkan al Quran dan Assunnah,” terang Yusnar.
Ketum PB Al Washliyah mencontohkan dengan revolusi industri di Prancis yang kini sudah ditelan dengan cepatnya oleh perubahan zaman. “Contoh yang menarik adalah revolusi industri tahun 1760 sudah usang tergerus zaman. Saat ini zaman telah berubah. Teknologi komputer semakin canggih. Profesor Google lebih dipercaya dibanding penggubahnya atau perekayasanya,” ungkap Yusnar Yusuf di hadapan keluarga wisudawan/wisudawati.
Perang dan relokasi penduduk telah merubah tatanan dan teori sosial. Sementara bagi rakyat Palestina perang bukan sesuatu yang menakutkan. Tetapi menurut Yusnar merupakan sebuah keniscayaan dan cita-cita bagi rakyat Palestina untuk keluar dari ketidakadilan dunia. “Ini telah menambah khazanah teori antropologi dan sosiologi sepanjang zaman,” terangnya. Untuk itu para alumni Perguruan Tinggi Al Washliyah harus bangkit dan turut serta dalam rekayasa sosial dan memperbaiki tatanan dunia.
(mrl)
About Author
