JAKARTA – Pendukung Presiden dan Wapres terpilih Jokowi-JK diingatkan untuk tidak melakukan pesta pora usai pelaksanaan pelantikan presiden ke 7 itu. Para relawan Jokowi-JK diminta untuk menjaga perasaan para pendukung Prabowo-Hatta. Hal ini untuk menjaga situasi yang kondusif sebelum dan sesudah pelantikan presiden 20 Oktober nanti. Demikian disampaikan Ketua Pengurus Besar Al Jam’iyatul Washliyah Masyhuril Khamis hari ini di Jakarta.
Menurutnya, Jokowi-JK setelah resmi dilantik maka sudah menjadi milik bangsa Indonesia. “Para relawan atau pendukung tidak harus berpesta pora saat pelantikan atau setelah pelantikan. Sebab ketika Jokowi-JK dilantik maka mereka sudah jadi milik bangsa, sehingga tidak perlu merasa (Jokowi-JK) itu hanya milik mereka,” kata Khamis.
Ditambahkannya, kekaguman para pendukung Jokowi-JK yang begitu berlebihan bisa berdampak kurang baik bagi demokrasi Indonesia. Bahkan bila kecintaan kepada pimpinannya berlebihan maka bisa menimbulkan reaksi yang negatif dari pihak lain. “Kecintaan atau kekaguman yang membabi buta itu kurang sehat bagi sebuah demokrasi dan itu berpotensi membuat seseorang semakin sombong, dan dapat memancing reaksi pihak lain,” tuturnya.
Ketua Ormas Islam berlambang bulan sabit bintang lima itu mengungkapkan kepada seluruh rakyat untuk tetap berhati-hati dengan gerakan asing yang mendompleng pemimpin baru itu. “Kita justru hrs semakin mewaspadai adanya kepenting besar lainnya di balik kepeminpinan yang akan datang. Entah itu bahaya plurasisme, sekulerisme atau kepentingan dunia internasional,” jelas mantan aktifis Mahasiswa Al Washliyah itu.
Khamis juga mengharapkan kepada umat Islam agar tetap mengawasi pemerintahan mendatang. Masyarakat jangan takut melakukan kritisi dalam mencermati kondisi bangsa dan kebijakan yang diambil pemerintah. Sebagai bangsa yang besar, umat Islam tidak boleh diam melihat kondisi yang tidak baik. “Umat Islam jangan seperti sapi yang hidungnya sudah terikat tali. Ditarik ke mana saja akan ikut. Meski badan sapi itu besar tapi tidak bisa melawan,” tutup Masyhuril Khamis.
(mrl)