JAKARTA – Elit politik diajak bermuhasabah untuk kemaslahatan negeri. Apa yang telah dipertontonkan para wakil rakyat pada 1 – 2 Oktober lalu telah memiriskan hati bangsa Indonesia. Ditakutkan apa yang telah terjadi itu bisa membawa laknat bagi negeri kepulauan ini. Himbauan tersebut disampaikan Ketua Umum PB Al Jam’iyatul Washliyah Dr. Yusnar Yusuf, MS pada Sabtu (4/10) di Jakarta.
Al Washliyah sebagai Ormas Islam yang lahir sebelum berdirinya NKRI, yaitu pada 30 November 1930, tentunya merasakan bagaimana berjuang melawan penjajah untuk meraih kemerdekaan. Perjuangan itu menurut Yusnar terus bergulir hingga masa awal kemerdekaan dan pascakemerdekaan. “Bahkan hingga negeri ini bertambah matang ketika reformasi telah merubah bangsa menjadi demokratis,” katanya.
Namun ketika nikmat yang diraih semakin bertambah, dijelaskan Ketum PB Al Washliyah itu banyak pula para pelaku dan pengamat politik yang berpendapat dengan menggunakan semantik berlebihan. “Seperti pernyataan ‘Suara Rakyat Suara Tuhan’, seolah-olah manusia di sejajarkan dengan Al Khalik, Tuhan semesta alam,” terang Yusnar Yusuf.
Pernyataan-pernyataan seperti ini sangat dikhawatirkan pimpinan Al Washliyah itu. Menurutnya bila hal tersebut terus dibiarkan maka dikhawatirkan Allah akan merubahnya menjadi laknat. “Apa lagi Kenyataan yang terjadi pada 1 Oktober 2014. Mereka yang diberi nikmat menjadi wakil rakyat malah bertarung dengan emosional dan saling menjatuhkan. Apakah ini ajaran Pancasila atau ajaran agama? Kalau tidak maka ajaran apa?,” tanya orang nomor satu di Al Washliyah itu.
Oleh karena itu organisasi yang berlambang bulan sabit bintang lima mengajak seluruh anak bangsa kembali kepada tuntunan Islam. Yusnar menyitir sebuah ayat Al Quran Surat An-Nisa 59 yang artinya ‘Patuhlah kepada Allah, Rasul dan Penguasa di antara kamu. Apabila kamu berselisih pendapat tentang sesuatu hal maka kembalilah kepada Allah yaitu Al Quran’.
Yusnar Yusuf mengingatkan kepada seluruh elit politik untuk mengeluarkan pernyataan dan keputusan yang mengutamakan kemaslahatan umat. “Tinggalkanlah pernyataan dan keputusan yang merugikan umat atau rakyat negeri ini. Sebab kebencian dan yang sejenisnya akan menimbulkan dampak yang merugikan bagi bangsa dan rakyat,” terangnya.
Apa yang dipertunjukan para elit beberapa waktu lalu merupakan perbuatan yang kurang berakhlak. Perilaku seperti itu seharusnya sudah ditinggalkan para tokoh negeri yang berpenduduk sekitar 240 juta jiwa. Rakyat sudah capek melihat tingkah laku para pemimpin yang seperti itu. “Rakyat sudah lelah melihat perlakuan-perlakuan yang kurang berakhlak,” tutup aktivis Islam Dr. H. Yusnar Yusuf MS.
(mrl)