JAKARTA – Kementerian Agama diminta untuk memberikan kompensasi kepada 17 ribu jamaah haji yang berada di luar kawasan markaziah Madinah. Karena buruknya manajemen haji pada tahun ini berakibat kepada 24 kloter berada di luar markaziah. Untuk itu pemerintah harus mengantinya dengan memberikan kompensasi. Demikian kata Ketua Umum Pengurus Besar Al Jam’iyatul Washliyah Dr. Yusnar Yusuf pada Kamis (18/9) di Jakarta.
“Saran Al Washliyah supaya 17 ribu jamaah yang tinggal di luar markaziah diberi kompensasi,” kata Yusnar. Menurutnya tidak cukup pemerintah hanya mengganti dengan menyediakan bus bagi jamaah di luar ring satu itu. Sebab supir bus di saat musim haji sulit diawasi.
“Minta bakhsis dan sebagainya. Apalagi ibadah sholat arbain mereka tidak lancar. Jadi tidak adil jika mereka yang 17 ribu jamaah tidak memperoleh konpensasi,” imbuh Yusnar. Ia pun berharap dengan buruknya manajemen penyelenggaraan haji Indonesia di Madinah tidak berimbas ke Mekkah.
Lebih lanjut kata Yusnar suatu yang wajar bila nanti jamaah haji Indonesia gelombang kedua selepas haji akan bermukim di dekat Masjid Nabawi. Hal tersebut merupakan hal yang biasa terjadi karena harga sewa sudah mulai turun. “Itu (mukim dekat Masjid Nabawi) wajar dan bukan prestasi. Biasanya selepas haji harga sewa rumah di Makkah dan Madinah akan turun atau lebih murah dibanding sebelum haji,” tukas orang nomor satu di Al Washliyah itu.
(mrl)