JAKARTA – Keputusan Presiden SBY yang keukeuh tidak mau menaikan harga BBM di akhir masa jabatannya merupakan bentuk pelajaran bagi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Selama pemerintahan SBY, PDIP selalu menolak setiap kali harga BBM ingin dinaikan. Bahkan partai pimpinan Megawati itu sampai melakukan walkout dari sidang DPR RI karena tidak dapat membendung keinginan menaikan harga BBM.
Menurut Ketua Gerakan Pemuda Al Washliyah Jakarta M. Razvi Lubis, Presiden SBY tidak berkenan menaikan harga BBM karena ingin memberikan pelajaran kepada PDIP. “Ini sebagai bentuk pelajaran untuk PDIP. Selama ini kan PDIP selalu menolak kenaikan harga BBM, lalu kenapa kok tiba-tiba sekarang semangat sekali meminta pemerintah untuk menaikannya,” katanya pada Minggu (31/8).
Perlu diketahui, PDIP yang merupakan pemenang Pileg dan Pilpres merengek-rengek kepada Presiden SBY untuk menaikan harga BBM di akhir masa jabatannya. Namun SBY menolak dengan tegas keinginan tersebut. Seharusnya PDIP konsisten dengan sikapnya selama ini untuk menolak kenaikan harga BBM. Hal ini dikatakan M. Razvi, partai berlambang bateng gemuk itu nampaknya ingin citranya di mata publik tetap baik saat Jokowi resmi dilantik jadi presiden.
BBM memang selalu menjadi momok yang menakutkan bagi setiap pemerintahan. Menurut Ketua Gerakan Pemuda Al Washliyah itu, SBY tidak mau menaikan harga BBM karena ingin mengakhiri jabatannya dengan baik. Sementara itu Presiden Terpilih Jokowi merasa tidak percaya diri bila di awal pemerintahannya langsung menghadiahi masyarakat dengan menaikan harga BBM.
Bila nanti pemerintahan Presiden Jokowi menaikan harga BBM maka membuktikan bahwa selama ini sikap PDIP yang menolak kenaikan hanya dagelan politik saja. “Bila Jokowi tetap menaikan harga BBM maka siapapun yang menjadi presiden tidak bisa mengatasi masalah BBM. Dan sikap PDIP yang selalu menolak hanya sebuah dagelan politik saja,” kata M. Razvi Lubis di Jakarta.
(mrl)