BerandaKabar WashliyahDa'i Al Washliyah Muhammad Idris Batubara Berdakwah Hingga Akhir Hayat (Bag. 6...

Da’i Al Washliyah Muhammad Idris Batubara Berdakwah Hingga Akhir Hayat (Bag. 6 Habis)

PADANG – Medan dakwah telah mendarah daging dalam diri Ustadz H.M Idris Batubara. Seluruh hidupnya telah ia berikan untuk fisabilillah. Kepulauan Mentawai pun telah menjadi seperti kampungnya sendiri. Mengikuti jejak Rasulullah Saw yang hijrah ke Madinah tetap tinggal di kota tersebut. Begitu juga dengan Idris yang menetapkan hati untuk tinggal dan hidup di Mentawai. Meski sudah dimakan usia Idris tetap melanjutkan dakwahnya.

Idris sempat berhenti mengajar ketika sakitnya kian parah. Akibat penyakitnya itu ia harus dirawat beberapa lama di rumah sakit di Padang. Ketika sudah membaik, Idris meminta kepada anak-anaknya untuk segera kembali ke Mentawai. Merasa sudah terlalu lama meninggalkan murid-muridnya Idris merasa tidak enak. Ia pun lalu diantar anaknya kembali ke Mentawai. Dengan kondisi yang sudah terasa agak membaik, ia mulai mengajar dan berladang kembali.

Namun takdir berkata lain. Tidak berapa lama kemudian ia kembali jatuh sakit. “Sempat dibawa ke rumah sakit di kecataman, namun ketika akan dibawa ke Padang dokter menyarankan jangan dibawa dahulu dalam kondisi seperti itu,” cerita Usman menjelaskan nasihat dokter. Alasan dokter ketika itu karena tekanan darah ustadz sangat tinggi. Sebenarnya ada obat cair yang dapat menurunkan tekanan darah tersebut dengan cara disuntik. Yang jadi masalah kata dokter, paru-paru ustadz Idris hampir dipenuhi cairan. Bila disuntikan cairan maka ditakutkan paru-parunya akan semakin penuh cairan.

Mereka sekeluarga pun akhirnya sepakat untuk menunggu tekanan darah orang tuanya turun. Seluruh putranya sudah diminta untuk pulang ke Mentawai. Baik yang ada di Pulau Sipora maupun yang ada di Padang. Ustadz Idris langsung yang meminta anak-anaknya datang. “Sebenarnya kondisi ayah ketika itu tidak terlalu parah bila dibandingkan ketika sakit sebelumnya saat dirawat di Padang,” terang Usman. Melihat kondisi ayahnya seperti itu pihak keluarga merasa ayahnya dalam waktu dekat akan sembuh dan besok hari sudah diperbolehkan pulang.

Namun takdir berkata lain, melalui sakitnya itu Allah Swt memanggil Ustadz Muhammad Idris Batubara. Ia meninggal dengan tenang dan menghadap Allah dengan amal ibadah yang banyak. Banyak sudah amal bakti beliau terhadap Islam. Ratusan hingga ribuan orang yang memperoleh hidayah dan menyatakan diri memeluk agama Islam. Jenazah almarhum ustadz Idris pun di makamkan di Pulau Siberut Kabupaten Kepulauan Mentawai.

Makam Ust. Idris
Foto: Makam Ustadz H.M Idris Batubara di Pulau Siberut, Kepulauan Mentawai Sumatera Barat.

Sebelum menghadap Allah HM. Idris Batubara sempat berwasiat kepada ahli warisnya bila ia meninggal. Idris Batubara meminta makamnya tidak boleh ditinggikan. Amanah tersebut telah dijalankan. Pusara almarhum berada dibukit yang tanahnya tidak rata sehingga ketika hujan, air bercampur tanah akan mengotori makan. Namun tetap tidak ditinggikan dan diberikan batu krikil putih di atasnya. “Namun kami terpaksa memberikan batas agar air hujan bercampur tanah tidak mengenai makam,” jelas Usman.

Selain murid yang banyak, peninggalan almarhum yang masih terlihat jelas adalah Madrasah Ibtidaiyah Swasta Al Washliyah Kecamatan Siberut, Kabupaten Mentawai, Sumatera Barat. Bangunan madrasah ini masih berdiri kokoh dan terus beroperasi meski sudah ditinggalkan da’i Al Washliyah itu sekitar dua tahun lalu. Semoga Allah menerima amal ibadah al ustadz H. Muhammad Idris Batubara dan menempatkannya di tempat yang terindah di sisi Nya.

(mrl)

About Author

RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Most Popular

Recent Comments

KakekHijrah「✔ ᵛᵉʳᶦᶠᶦᵉᵈ 」 pada Nonton Film Porno Tertolak Sholat dan Do’anya Selama 40 Hari
KakekHijrah「✔ ᵛᵉʳᶦᶠᶦᵉᵈ 」 pada Nonton Film Porno Tertolak Sholat dan Do’anya Selama 40 Hari
KakekHijrah「✔ ᵛᵉʳᶦᶠᶦᵉᵈ 」 pada Nonton Film Porno Tertolak Sholat dan Do’anya Selama 40 Hari
M. Najib Wafirur Rizqi pada Kemenag Terbitkan Al-Quran Braille